Jumat, 03 Februari 2012

EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA ..........??? KECAMATAN ..........??? KABUPATEN ..........???


EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK  PADA ..........??? KECAMATAN ..........??? KABUPATEN ..........???



ABSTRAK

           
            Penelitian ini mengamabil lokasi pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupatan ..........???. Adapun permasalahan yang diteliti adalah bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? dan faktor yang mempengaruhnya.
            Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? dan faktor yang mempengaruhinya.
            Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: pelakasanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran akidah akhlak di ..........???  Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???  terlaksana kategori cukup. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah motivasi dari atasan, pemahaman guru tentang evaluasi , lingkungan kerja , fasilitas yang tersedia.
            Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran akidah akhlak yang ada di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? yang berjumlah 3 orang . Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan evaluasi pembelajaran akidah akhlak di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???. Sebagai alat penggali data digunakan teknik penelitan seperti observasi, wawancara dan dukomenter.
            Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran akidah akhlak di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? terlaksana dengan  kategore cukup. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi dari atasan , pemahaman guru tentang evaluasi , lingkungan kerja  dan fasilitas yang tersedia











BAB I

PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena kalau penyelenggaraan pendidikan dapat berhasil dengan baik, maka akan terbentuklah manusia yang berkepribadian, memiliki  pengetahuan dan keterampilan serta berakhlak mulia.
Di kalangan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, istilah pendidikan mendapatkan arti yang sangat luas. Kata-kata pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan, sebagai istilah-istilah teknis yang ada di masyarakat yang membaur menjadi satu pengertian tentang pendidikan.
Untuk memajukan kehidupan meraka itulah, maka pendidikan menjadi sarana yang utama yang perlu dimilki oleh manusia. Manusia adalah makhluk dinamis, dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti luas, baik lahiriyah maupun bathiniyah, duniawi dan ukhrawi.
Pelaksanaan pendidikan di negara Indonesia selalau dibenahi, diperbaiki dan diatur dengan sebaik-baiknya yang tercantum dalam Undang-Undang RI  No. 20  tahun  2003  tentang Sistem Pendidikan Nasional dan penjelasannya bahwa  :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Beranjak dari tujuan Undang-undang diatas dalam rangka mencapai pembangunan dibidang mental spritual yakni untuk mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah dengan cara memberikan pendidikan agama yang tentunya dimulai dilingkungan rumah tangga, kemudian dilanjutkan oleh sekolah dan masyarkat. Kerena pendidikan agama adalah bertujuan untuk menjadikan manusia yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka dari itulah pendidikan agama hendaknya diberikan sejak anak dilahirkan bahkan ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya dengan cara melakukan segala perbuatan yang terpuji. Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal juga turut memberikan pendidikan kepada anak.
Di antara materi pelajaran pendidikan agama yang pokok dan terpenting adalah materi Akidah Akhlak. Akidah merupakan sendi dasar ajaran Islam. Hal ini mengingat bahwa Nabi Besar Muhammad SAW, diutus kedunia ini adalah untuk menyempurnakan atau meluruskan akidah manusia yang sudah jauh menyimpang dari ajaran sebenarnya.
Selanjutnya akhlak adalah merupakan keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan seseorang dengan mudah, dengan kata lain adalah sopan santun atau tata kerama, budi pekerti atau etika. Dalam ajaran Islam akhlak sangat penting sekali, sebab Nabi Muhammad SAW diutus untuk membina akhlak manusia.
Betapa pentingnya penanaman akidah dan pendidikan akhlak kepada anak-anak dalam rangka membimbing mereka kearah keyakinan yang benar kepada Allah SWT, menjaga kemusyrikan, menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, maka materi ini perlu diperhatikan semaksimal mungkin. Hal ini sangat relevan dengan nasehat Luqman kepada anaknya yang Allah SWT abadikan dalam firman-Nya pada surah Luqman yang berbunyi :
وَاِذَ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَبُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ اِنَّ الشِرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ 2.
Dari uraian dan Firman Allah SWT, diatas ditegaskan bahwa Akidah Akhlak sangat besarlah pengaruhnya dalam hidup dan kehidupan manusia selanjutnya, baik dalam di dunia maupun dalam kehidupan di akhirat kelak.
Mengingat hal itu sangat penting konsekuensinya adalah mengharuskan adanya usaha untuk meningkatkan penanaman dan pembinaan Akidah Akhlak di lingkungan madrasah merupakan mata pelajaran pokok.
Pada ..........???, mata pelajaran Akidah Akhlak diberikan kepada siswa 90 menit (2 jam pelajaran) dalam seminggu bahkan kalau menurut kurikulum KTSP materi diberikan dengan alokasi 1 jam pelajaran, sehingga menjadi 2 jam pelajaran dalam seminggu. Mengingat hal yang demikian agar dapat hasil yang maksimal, apakah hasil pembelajaran berupa pengetahuan (kognitif) sikap (afektif) atau keterampilan (psikomotor), maka perlu diperhatikan beberapa hal seperti : metode mengajar yang cocok digunakan, metode yang baik diolah dan sebagainya.
Karena keberhasilan di mata pelajaran ini adalah tindak lanjut kehidupan anak-anak sehari-hari dalam rangka mengabdikan kepada Allah dan berhubungan dengan sesama makhluk-Nya.
Berdasarkan informasi awal yang penulis peroleh dalam penjajakan pendahuluan, bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? kurang memperoleh hasil maksimal.
Hal ini terlihat terutama dalam nilai atau prestasi siswa yang rendah dalam buku rapor siswa pada mata pelajaran tersebut. Kurang berhasilnya secara maksimal pelaksanaan evaluasi pembelajaran  mata pelajaran Akidah Akhlak pada madrasah, Untuk melihat secara nyata kondisi yang demikian, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada ..........??? dengan judul  “EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA ..........??? KECAMATAN ..........??? KABUPATEN ..........???”.
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dari pengertian judul skripsi ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
1.        Evaluasi adalah suatu kegiatan menentukan taraf kemajuan proses kegiatan pembelajaran dalam usaha mencapai suatu tujuan.2
2.   Pembelajaran adalah berasal dari kata “Belajar’’ yang mendapat awalan “pem’’ dan akhiran “an’’ menjadi pembelajaran yang artinya untuk mendapatkan pengetahuan. Yang dimaksud dengan pembelajaran disini adalah pengajaran Akidah Akhlak. 3
3.   Akidak Akhlak secara bahasa artinya kepercayaan, Akidah dijadikan sebagai bagian suatu pokok dasar keyakinan yang harus dipegangi oleh setiap orang yang mempercayainya. Sedangkan akhlak artinya budi pekerti, kelakuan. Akidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan pada lingkungan madrasah. 4
Jadi yang dimaksud dengan judul diatas adalah cara melakukan perihal pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? yang meliputi : tujuan pembelajaran, pendidik, siswa, metode pengajaran, evaluasi belajar dan tempat madrasah.

B.   Perumusan Masalah

Masalah pokok yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah dirumuskan sebagai berikut :
1.   Bagimana evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
2.   Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi evaluasi pembelajaran  mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? tersebut.

C.    Alasan Memilih Judul

Adapun yang menjadi alasan penulis dalam memilih judul diatas adalah :
1.   Mengingat mata pelajaran Akidah Akhlak adalah merupakan mata pelajaran pokok yang harus diajarkan dan diikuti oleh siswa. Disamping itu Akidah Akhlak sangat besar pengaruhnya untuk menentukan kehidupan anak selanjutnya. Oleh kerena itu pengajaran mata pelajaran Akidah Akhlak ini perlu ditangani dengan sebaik-baiknya.
2.   Menambah Pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi penulis, khususnya berkenaan mengenai evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
3.   Sepengetahuan penulis masalah ini belum ada yang meneliti secara mendalam. Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat diharapkan dapat menjadi tolak ukur dan dikembangkan bagi penelitian yang akan datang.

D.  Tujuan Penelitian         

Bertitik tolak dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah  sebagai berikut :
1.   Untuk mengatahui bagaimana Evaluasi Pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
2.   Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
E.   Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.    Anggapan dasar
Evaluasi merupakan  syarat mutlak untuk perbaikan dalam sebuah penilaian untuk membuktikan keunggulan suatu metode yang diterapkan oleh seorang guru dan dapat juga membuktikan kebaikan suatu kurikulum agar disebarluaskan dan dikembangkan.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? meliputi :
a.         Perencanaan Evaluasi
b.         Pelaksanaan Evaluasi hasil Belajar
c.         Pemberian Nilai Hasil Evaluasi
d.        Tindak lanjut
3.                   Hipotesis
Dari anggapan dasar di atas maka dalam penelitian ini penulis berhipotesis sebagai berikut, bahwa :
1.      Evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???  belum terlaksana dengan maksimal.
2.      Faktor yang mempengaruhi belum maksimalnya pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???  adalah :
a.        Motivasi dari atasan belum maksimal
b.      Pemahaman guru tentang evaluasi belum maksimal
c.       Lingkungan kerja belum mendukung
d.      Fasilitas yang ada belum mendukung

E.   Signifinkasi Penelitian
Diharapkan dalam penelitian ini dapat berguna antara lain sebagai berikut:
1.                   Sebagai bahan informasi, pertimbangan, masukan serta pokok-pokok pikiran bagi para penyelenggara pendidikan di madrasah, khususnya pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran mata Pelajaran  Akidah Akhlak pada ..........???.
2.                   Sebagai bahan informasi  dan perbandingan bagi peneliti yang akan datang untuk mengadakan penelitian secara lebih mendalam.
3.                   Untuk memperkaya pengatahuan penulis dalam pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan aktvitas pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak pada ..........???.
4.                   Kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan memperkaya hasanah perpustakaan ..........???.

F.    Sistematika Penulisan
Dalam rangka mempermudah memahami pembahasan ini maka penulis membuat sistematika penulis sebagai berikut :
Bab pertama pendahuluan, yang berisikan Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul, Perumusan Masalah, Alasan Memilih Judul, Tujuan Penelitian, Signifinkasi Penelitian serta Sistematika Penulisan.
Bab kedua landasan teoritis yang diharapkan dapat menunjang bobot penelitian ini, pada bab ini disajikan mengenai : Pengertian Evaluasi Pembelajaran, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran, Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran.
Bab ketiga metode penelitian yang membahas tentang : Penetapan Populasi dan Sampel, Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data, Kerangka Dasar Penelitian, Teknik Pengolahan dan Analisis Data serta Prosedur Penelitian dan Desain Pengukuran.
Bab keempat mengemukakan hasil laporan penelitian mengenai gambaran umum hasil penelitian pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? ..........??? Kabupaten ..........??? yang meliputi Latar Belakang, Obyek Penelitian, Penyajian Data dan Analisis Data.
Bab kelima Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan dilengkapi dengan Saran- Saran dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.




SUMBER KUTIPAN BAB  I

1Drs. Muhaimin, 2002. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal 37

2Undang-undang dan Perturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, No.20 Tahun 2003, Tujuan pendidikan Nasional, Derektorat Jenderal Pendidikan 2006 hal 8.

3Depertemen Agama RI, 1974. Al-Qur’an Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara/ penterjamah/ pentafsir Alqur’an, hal 654

4W.J.S. Poerwadarminta, diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hal 650

5Ibid, hal 15

6Ibid, hal 18

7Ibid, hal 18
  











BAB II
TINJAUAN UMUM TEORITIS

A.       Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Pembahasan pada bagian ini akan diarahkan kepada masalah pengertian evaluasi itu sendiri, yakni menurut bahasa dan menurut istilah dan juga akan penulis ketengahkan beberapa pendapat para ahli, baik mengenai pengertian evaluasi maupun pengertian evaluasi pendidikan.
Menurut bahasa kata “evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu “to evaluate” atau “evaluation” yang berarti mengukur, menilai. Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.1
Adapun pengertian evaluasi dan evaluasi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a.                 Mehren dan Lehmann mendefenisikan evaluasi adalah

“Suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan”.2
b.                   Menurut Suharsimi Arikunto, kegiatan evaluasi adalah

“Mengukur dan menilai dan tidak dapat mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran”.3
c.                   Zuhairini, dkk. Mengemukakan defenisi evaluasi pendidikan adalah

sesuatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan didalam pendidikan agama Islam dan merupakan alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan”.4

d.         Menurut Norma E. Gronlund dan Robert L. Linn,. Evaluasi adalah

proses yang sistematis untuk melakukan pengumpulan, analisis dan interpretasi terhadap informasi yang dapat menetapkan tingkat pencapaian tujuan belajar dari pembelajara”.5
Dari beberapa ungkapan yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat mengemukakan suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi atau evaluasi pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan informasi, menilai dan menindaklanjuti hasil belajar siswa yang ditetapkan silabus atau kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlak, dan juga sebagai pertanggungjawaban terhadap penyelenggaraan pendidikan.

B.       Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
1.                   Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Setiap pendidikan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan untuk mengetahui sejauhmana seorang guru telah dicapai tersebut, maka seorang guru harus mengadakan evaluasi.
Adapun tujuan umum evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler.
Menurut Sumadi Suryabarata yang dikutip oleh Chabib Thoha dalam “Teknik Evaluasi Pendidikan” bahwa tujuan evaluasi pendidikan dalam hal ini dapat dikelompokkan dalam 3 klasifikasi”6.
e.    Klasifikasi berdasarkan fungsinya. Evaluasi  pendidikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan :
1)                  Psikologik, evaluasi dapat dipakai sebagai rangka acuan dimana dia harus bergerak menuju tujuan pendidikan.
2)                  Didaktik / Intrubsional, tujuan evaluasi untuk memotivasi belajar kepada peserta didik, memberikan pertimbangan dalam menentukan bahan pembelajaran dan metode mengajar serta dalam rangka mengadakan bimbingam-bimbingan secara khusus kepada peserta didik.
3)                  Administrasi / manajerial, bertujuan untuk pengisian buku rapor, menentukan indeks prestasi, pengisian STTB dan tentang ketentuan kenaikan kelas.
f.    Klasifikasi berdasarkan keputusan pendidikan, tujuan evaluasi dapat digunakan untuk mengambil :
1)                  Keputusan individual
2)                  Keputusan instruksional
3)                  Keputusan didaktik instruksional
4)                  Keputusan rehebitian
g.   Klasifikasi formatif dan sumatif
1)                  Evaluasi formatif diperlukan untuk mendapatkan umpan balik guna menyempurnakan perbaikan PBM
2)                  Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur keberhasilan seluruh program pendidikan yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajar mengajar akhir semester (tahun).7

Menurut Sudirman, dkk. Tujuan penilaian dalam Proses Belajar Mengajar adalah :
a.    Pengambilan keputusan tentang hasil
b.    Pemahaman tentang peserta didik
c.    Perbaikan dan pengembangan program pengajaran.8
Dari beberapa macam pendapat para ahli diatas, maka dapatlah penulis menarik kesimpulan bahwa tujuan evaluasi itu adalah : Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa, memotivasi siswa agar lebih giat belajar dan memberikan umpan balik (feedback) kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar (PBM).
2.          Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap guru atau pengajar. Dikatakan kewajiban karena setiap pengajar pada akhirnya harus dapat memberikan reformasi kepada lembaganya atau kepada siswa itu sendiri. Fungsi evaluasi didalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri.
Adapun fungsi evaluasi berdasarkan jenisnya dapat digolongkan menjadi 4, yaitu :
1)        Penilaian formatif
Penilaian formatif yakni penilaian yang dilakukan pada setiap akhir semester pelajaran dan fungsinya yaitu untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran.
2)        Penilaian sumatif
Penilaian sumatif yaitu penilaian yang dilakukan setiap caturwulan atau semester (setelah siswa menyelesaikan suatu unik atau bagian dari mata pelajaran tertentu). Penilaian sumatif berfungsi untuk menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu.
3)        Penilaian penempatan
Penilaian penempatan (Placement) yaitu hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan minat dan kemampuannya. Penilaian penempatan berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
4)        Penilaian diagnostik
Penilaian diagnostik berfungsi untuk membantu memecahkan kesulitan belajar siswa.9

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi evaluasi adalah  memperbaiki program pembelajaran agar memperoleh hasil yang lebih baik.
Sedangkan Chabib Thoha menyimpulkan tentang evaluasi pembelajaran bila dilihat dari kepentingan masing-masing pihak sebagai berikut :
a.         Fungsi evaluasi pembelajaran bagi guru
1)        Mengetahui kemajuan belajar peserta didik
2)        Mengetahui masing-masing kedudukan individual peserta didik dalam kelompoknya
3)        Mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar mengajar pada PBM
4)        Memperbaiki PBM
b.        Fungsi evaluasi pembelajaran bagi peserta didik
1)        Mengetahui kemampuan dan hasil belajar
2)        Memperbaiki cara belajar
3)        Menumbuhkan motivasi dalam belajar
c.         Fungsi evaluasi pembelajaran bagi sekolah
1)        Mengukur mutu hasil pendidikan
2)        Mengetahui kemajauan dan kemunduran sekolah
3)        Membuat keputusan kepada peserta didik
4)        Mengadakan perbaikan kurikulum
d.        Fungsi evaluasi pembelajaran bagi orang tua peserta didik
1)        Untuk mengetahui hasil belajar mengajar
2)        Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar
3)        Mengarahkan penilaian jurusan atau jenis sekolah pendidikan lanjutan bagi anaknya
e.         Fungsi evaluasi pembelajaran bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidikan
1)        Mengetahui kemajuan sekolah
2)        Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan pada sekolah tersebut
3)        Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan.10

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa fungsi evaluasi adalah mengetahui tingkat kemajuan belajar peserta didik dan mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar mengajar
Dalam beberapa tujuan dan fungsi tersebut diatas akan memberikan gambaran yang jelas bahwa setiap kegiatan belajar mengajar bisa diketahui hasilnya melalui evaluasi.

C.       Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Prosedur dalam penilaian hasil belajar menempuh lima langkah pokok, yaitu :
1.         Perencanaan evaluasi
2.         Pelaksanaan evaluasi hasil belajar
3.         Pemberian nilai hasil evaluasi
4.         Tindak lanjut terhadap hasil belajar.11

Dibawah ini dikemukakan langkah-langkah yang termasuk dalam kegiatan perencanaan penilaian hasil belajar.
a.                   Merumuskan tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar. Rumusan tujuan tersebut berpedoman pada tujuan mata pelajaran yang diasuh oleh guru.
b.                   Menentukan aspek-aspek yang harus dinilai. Penentuan tentang jenis aspek yang harus dinilai ditentukan oleh tujuan penilaian yang dilakasanakan. Guru Akidah Akhlak dalam menetapkan aspek-aspek hasil belajar yang akan dinilai dapat berpedoman kepada GBPP, buku-buku pedoman atau tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam mata pelajaran yang diajarkan.
c.                   Menentukan metode pengajaran yang akan digunakan berdasarkan aspek-aspek yang akan dinilai. Untuk menilai keterampilan, misalnya dapat digunakan metode observasi.
d.                  Memilih atau menyusun alat-alat (instrumen) penilaian yang akan digunakan sesuai dengan metode yang dipilih. Dalam menerapkan metode observasi, alat-alat yang perlu disiapkan ialah pedoman observasi dan blanko untuk mencatat hasil-hasil yang akan diperoleh dalam observasi. Apabila alat-alat dimaksud telah tersedia, maka guru tinggal memilih salah satu dari alat tersebut. Akan tetapi, apabila alat-alat tersebut belum tersedia, maka guru harus menyusunnya sendiri. Penyusunan alat-alat penilaian merupakan hal sangat penting sebab tepat atau tidak tepatnya data yang diperoleh sangat tergantung kepada tepat atau tidaknya lat-alat penilaian yang digunakan.
e.                   Menentukan kriteria yang akan digunakan, seperti skala lima, skala sebelas atau skala seratus.
f.                    Menetapkan frekuensi penilaian. Artinya berapa kali penilaian hasil belajar itu akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu. Hasil ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Dalam penilaian hasil belajar suatu pedoman yang tepat digunakan untuk menetapkan frekuensi penilaian ialah struktur dari bahan pelajaran. Kalau suatu bahan pelajaran terdiri atas empat unit, misalnya, maka penilaian terhadap bahan pelajaran tersebut paling sedikit harus dilaksanakan setiap akhir dari suatu unit.12

Berdasrakan uraian diatas dapar disimpulkan bahwa perencanaan adalah rumusan tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Sebagian ahli membedakan antara penilaian komprehensif yang mencakup seluruh bahan pelajaran dan penilaian untuk mengetahui keberhasilan belajar pada satuan bahan belajar tertentu. Yang pertama disebut tes sumatif (karena biasanya menggunakan metode tes) dan yang kedua tes formatif. Tes sumatif biasa dihubungkan dengan tes semester, sedangkan tes formatif dihubungkan dengan tes harian dan mid semester. Sementara itu, tes harian yang tidak membulatkan suatu satuan bahan disebut tes subformatif, sedangkan tes mid semester yang komprehensif mencakup sejumlah satuan bahan disebut tes subsumatif.
Penggunaan hasil penilaian merupakan puncak seluruh prosedur. Penggunaan hasil tersebut tergantung pada tujuan penilaian. Kalau penilaian ditunjukkan untuk memberi laporan kepada orang tua pelajar tentang kemajuan yang dicapai oleh anaknya disekolah, maka pada akhir tindakan penilaian, guru harus mempersiapkan suatu bentuk laporan kepada orang tua pelajar.
Agar suatu pekerjaan evaluasi dapat terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan kehendaknya terlebih dahulu mengambil langkah-langkah pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut :
1.         Perencanaan Evaluasi
Perencanaan kegiatan / penilaian disekolah menengah berperan penting terhadap keberhasilan evaluasi. Sebelum guru melaksanakan kegiatan evaluasi hendaknya terlebih dahulu membuat perencanaan evaluasi agar dalam pelaksanaan evaluasi tersebut nantinya dapat terlaksana dengan baik. Setelah perencanaan evaluasi tersebut dibuat, maka hal yang harus dibuat oleh guru berikutnya adalah membuat materi itu sendiri.
Dalam kegiatan penilaian disekolah ada bentuk soal tes yang disusun oleh guru yang memegang mata pelajaran dan ada bentuk soal tes yang disusun oleh tim penyusun tes (tes standar) yang biasanya digunakan secara nasional atau regional.
Kalau soal tes itu disusun oleh tim penyusun tes (tes standar), maka tugas guru adalah tinggal melaksanakan tes tersebut. Tapi kalau soal itu disusun oleh guru yang memegang mata pelajaran, maka kewajiban para guru untuk menyusun materi soal yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipegangnya.
Setelah guru menetapkan tujuan penilaian, apakah tes tersebut untuk formatif atau untuk penentuan keberhasilan hasil (sumatif), maka guru harus pula menentukan seberapa luas lahan yang akan dikeluarkan dalam tes, kemudian menetapkan metode apa yang digunakan, apakah dengan metode tes ataukah dengan metode non tes. Kalau dengan metode tes, maka tes tertulis, tes lisan ataukah tes perbuatan. Setelah semua langkah tersebut dilaksanakan, maka guru menetapkan lagi bentuk yang bagaimana tes itu diberikan apakah obyektif maka obyektif yang bagaimana, apakah pilihan ganda, menjodohkan atau jawaban singkat.
Agar tes yang disusun dapat menggambarkan langkah-langkah diatas, maka sebelum menyusun soal tes terlebih dahulu hendaknya guru membuat blue print (rencana induk) dari tes yang disusun.
Setelah penulis menguraikan penyusunan soal tes secara umum diatas, maka dapat disimpulkan langkah-langkah penyusunan soal sebagai berikut :
a.    Menentukan pokok bahasan yang akan ditentukan
b.    Menyusun kisi-kisi
c.    Menulis soal
d.   Merakit soal menjadi perangkat tes
e.    Menyusun pedoman penskoran
f.     Menyusun soal dengan terakhir
Sekarang penulis akan menguraikan pula cara penyusunan tes formatif dan penyusun tes sumatif sebagai berikut :
a.    Penyusunan Tes Formatif (Formative Test)
Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh umpan balik secara terus menerus baik bagi individu siswa maupun bagi guru mengenai keberhasilan dan kegagalan proses pendidikan. Umpan balik bagi siswa akan memperkuat keberhasilan belajarnya dan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dalam belajar yang memerlukan perbaikan umpan balik bagi guru dapat memberikan informasi mengenai keberhasilan dan kegagalan program pengajarannya yang sangat berguna untuk melakukan modifikasi ke arah pelaksanaan program tersebut. Secara lebih baik termasuk pelaksanaan program remedial bagi individu yang belum berhasil.
Evaluasi formatif sangat bergantung pada tes yang dipersiapkan secara khusus untuk setiap bagian dari program pendidikan, seperti untuk satu unit atau satu pokok bahasan yang biasanya berupa tes master yang mengukur secara langsung bagian-bagian dari tujuan yang ingin dicapai.
Petunjuk-petunjuk khusus tergambar pada setiap item yang mengukur keterampilan-keterampilan yang berbeda-beda. Tes yang digunakan untuk evaluasi formatif sering disiapkan oleh guru, meskipun ada juga yang dibuat secara rasional. Teknik observasi juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan individu dan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dalam cara belajarnya. Karena evaluasi formatif dimaksudkan untuk meningkatkan kemajuan proses pembelajaran maka hasilnya tidak dapat digunakan untuk menentukan kenaikan tingkat.
Evaluasi formatif yang diberikan secara periodik selama pengajaran di madrasah berlangsung dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa dan untuk memberikan umpan balik, baik bagi siswa maupun bagi guru. Evaluasi formatif biasanya berpedoman pada acuan petokan, meskipun acuan norma juga dapat digunakan. Idealnya, evaluasi ini harus disusun sedemikian rupa sehingga perbaikan dapat diberikan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan butir-butir soal yang dijawab salah.13
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi formatif berguna untuk memantau kemajuan belajar siswa, sebagai acuan patukan atau pedoman yang disusun sedemikan rupa yang dapat memberikan hal-hal yang berkaitan dengan butir-butir soal yang dijawab salah.
b.    Penyusunan Tes Sumatif (Summative Test)
Evaluasi sumatif khususnya diberikan pada akhir suatu unit pelajaran yang dirancang untuk menentukan keluasan tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh individu guna menentukan kenaikan tingkat atau menerangkan bahwa individu telah atau belum menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Ini biasanya berupa tes hasil belajar yang dibuat oleh guru atau berupa skala berbagai perilaku, seperti laboratory dan oval repurt dan evaluasi terhadap hasil.
Tes ini mempunyai fungsi yang menitik beratkan pada penentuan keberhasilan siswa terhadap materi (bahan kurikulum) yang telah diberikan selama satu semester atau caturwulan. Dengan hasil tes sumatif ini dapat diketahui apakah siswa berhasil atau tidak dalam mata pelajaran yang bersangkutan juga bahan untuk mengisi buku raport.
Melihat dari fungsi diatas maka aspek yang dinilai ada tes ini adalah mencakup ketiga aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotor) dan aspek sikap (afektif).
Aspek kognitif ini yakni yang berhubungan dengan cara berpikir siswa terhadap bahan pengajaran yang telah diajarkan. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi 6 aspek yaitu :
1)        Recall (ingatan)
2)        Comprehension (pemahaman)
3)        Aplication (penerapan)
4)        Analisis
5)        Sintesis
6)        Evaluasi.14

Untuk memperjelas 6 aspek diatas dapat dilihat keterangan-keterangan dibawah ini .
Yang dimaksud dengan pengetahuan (recall) hapalan atau yang dikatakan Bloom dengan istilah knowledge ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta respon atau testee untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menilai atau dapat menggunakannya.15
Misalnya : B – S       Rukun Islam yang ke-4 adalah bayar zakat.
Aspek pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
Misalnya :     Sifat boros dapat menimbulkan .......
a.       Kemalasan
b.      Kemiskinan
c.       Kebodohan
Aspek aplikasi atau penerapan adalah testee atau responden dituntut kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya.16
Misalnya :     Seseorang sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dituntut oleh rasa kemanusiaannya untuk .....
a.       Mencari nafkah
b.      Menghormati dan menghargai orang lain
c.       Menaati undang-undang
Aspek analisis adalah pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan mendalam untuk mengemukakan suatu kesimpulan dengan cara mencari dan mengidentifikasi masalah yang ditimbulkan.17
   Misalnya : Analisa mengenai peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.
Aspek sentesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Berpikir sentisis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.18
   Misalnya : Apa yang akan terjadi jika seseorang tidak menghargai dan menghormati pendapat orang lain dalam suatu keputusan?
Aspek evaluasi adalah pernyataan yang memberikan penilaian, menentukan, menafsirkan, mempertimbangkan, membandingkan, memutuskan dan mengargumentasikan.19
  Misalnya :   Bagaimana pendapatmu jika seseorang tidak menaati aturan agama ataupun aturan pemerintah?
2.    Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar
Setelah mempelajari tentang perencanaan evaluasi dan teknik penguasaan tes, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan tes itu sendiri. Untuk tes formatif pelaksanaannya tidak membutuhkan perencanaan dan langkah yang kompleks, karena pelaksanaan dan penyusunan soal itu dilakukan oleh guru mata pelajaran masing-masing, tetapi untuk tes sumatif membutuhkan perencanaan dan kerjasama dari semua staf sekolah.
Dalam hal ini kepala sekolah sebagai penanggung jawab bagi pelaksanaan tes yang akan memberi tugas kepada beberapa guru yang ditunjuk sebagai petugas pelaksana.
Dalam pelaksanaan tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup tiga macam, yaitu : tertulis, lisan dan perbuatan. Namun dari ketiga macam teknik tersebut yang paling sering digunakan adalah teknik tertulis.
Untuk hal itu langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelumnya adalah :
a.    Pembentukan tugas pelaksana
b.    Penyusunan naskah soal
c.    Penyusunan jadwal pelaksanaan tes
d.   Memperbanyak soal
e.    Penyusunan jadwal pengawas
f.     Pelaksanaan testing.20

Dalam hal ini kepala sekolah menunjuk langsung kepada guru yang dianggap memiliki pengalaman dan yang bertugas membuat jadwal tes, memperbanyak soal, membuat jadwal pengawas, menentukan skor dan lain-lain. Setiap guru membuat soal tes dari mata pelajaran yang diajarkan untuk kelas yang dipegang. Kemudian soal tes itu dikirim kepada petugas pelaksana dan disesuaikan dengan waktu yang tersedia dari masing-masing mata pelajaran, kemudian menentukan jadwal pelaksanaan tes yakni hari, tanggal, tes, jam tiap mata pelajaran dan pembagian masing-masing mata pelajaran.
Dalam memperbanyak soal yang perlu dijaga adalah kerahasiaan soal, jangan sampai soal-soal tersebut sudah diketahui oleh siswa sebelum tes dilaksanakan. Menentukan jadwal petugas pengawas dan pengawas umum yang bertugas memperbaiki bila ada kekeliruan atau salah cetak pada soal-soal tes, hingga tiba saatnya pelaksanaan tes.
Namun, sebelumnya ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu pengaturan ruangan, pengaturan tempat duduk, penempatan nomor-nomor tes dan absen para peserta.
Sedangkan kedua tes lain yaitu tes lisan dan tes perbuatan cara, cara pelaksanaannya tidak memerlukan ketentuan seperti yang diuraikan diatas. Karena pada tes lisan dan tes perbuatan penilainya dilakukan langsung oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan ketentuan-ketentuan tersendiri yakni dengan menggunakan format pertanyaan pada tes lisan.
3.    Pemberian Nilai Hasil Evaluasi
Setelah pelaksanaan evaluasi berakhir, kecuali pada tes lisan dan tes perbuatan yang telah dinilai langsung, maka langkah salanjutnya adalah mengoreksi atau memberi nilai/angka pada setiap hasil tes siswa. Karena skor telah dietntukan terlebih dahulu, maka tugas guru hanya tinggal membandingkan antara skor yang dicapai oleh siswa dengan skor secara keseluruhan.
Dalam pemberian nilai atau koreksi hasil evaluasi ini digunakan dua macam cara yaitu dengan cara pemberian angka tanpa bobot dan dengan cara pemberian angka dengan menggunakan bobot.
a.    Pemberian angka tanpa bobot
Dalam hal ini setiap butir soal angka dengan rentangan 1 – 10 tanpa melihat derajat kesukaran (bobot) dari masing-masing butir sola tes.
b.    Pemberian angka dengan bobot
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran masing-masing soal tes. Angka bobot disesuaikan dengann tingkat kesukaran soal tes dengan rentangan nilai 1 – 10 yang disesuaikan lagi dengan mutu jawaban yang diberikan. Kemudian  angka yang dicapai siswa dikalikan dengan angka bobot masing-masing soal tes.21

Sedangkan cara pemberian angka atau koreksi nilai pada tes bentuk objektif menggunakan cara atau rumus sesuai dengan jenisnya masing-masing, yaitu :
a.    Tes bentuk essay
Ada 3 cara dalam pemberian angka untuk tes berbentuk essay, yakni :
1)        Setiap soal diberi angka 1 – 10 tanpa memperhatikan bobot soal.
2)        Grading systim untuk hal yang jawabannya sulit diberi angka berdasarkan kuantitatif, maka jawabannya dapat dibedakan atas tingkat seperti : baik, cukup, sedang dan kurang.
3)        Weighted system
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
(a)     Misalnya setiap pertanyaan diberi angka 1 – 5
(b)     Pertanyaan-pertanyaan diklasifikasikan ke dalam pertanyaan mudah, pertanyaan sedang, pertanyaan sukar kemudian berturut-turut diberi bobot misalnya angka 3, 4 dan 5
(c)     Angka akhir setiap siswa adalah angka yang berhasil dicapai siswa dikalikan dengan bobot pertanyaan soal yang bersangkutan.22

b.    Tes bentuk objektif
Ada dua cara memberikan angka yang dapat ditempuh :
1)   Tanpa menggunakan rumus tebakan (non guessing formula) yaitu dengan cara menghitung jumlah jawaban yang benar. Apabila dari 100 pertanyaan dijawab dengan benar 50 pertanyaan maka angka yang ditempuh adalah 50.
2)   Dengan menguunakan rumus tebakan (guessing formula) :
a)   Rumus untuk ragam B – S (true false)

N = B – S                                          S = R – W

Keterangan :
N        : Nilai yang diperoleh
B        : Jawaban yang benar
S        : Jawaban yang salah
S        : Score
R        : Right
W       : Wrong
Maksudnya nilai / angka : jawaban – jawaban yang benar,
jawaban – jawaban yang salah
b)   Rumus untuk ragam pilihan ganda (multiple choice)





B – S
n-1
 


R – W
n-1
 

 


N =                                                    S =


Keterangan :
N        : Nilai yang diperoleh
B        : Jumlah yang benar
S        : Jumlah yang salah
n         : Jumlah pilihan jawaban
c)   Rumus untuk ragam menjodohkan (matching)
N = B                        atau     S = R
d)  Rumus untuk ragam isian (completion)
N = B            atau     S = R
e)   Rumus untuk ragam jawaban singkat (short answer)
N = B                        atau     S = R23

4.    Tindak Lanjut Terhadap Hasil Belajar
Kelemahan-kelamahan yang terungkap melalui penilaian mungkin tidak diduga sebelumnya sewaktu merencanakan pelajaran itu. Sebagai tindak lanjut terhadap hasil evaluasi yang telah dicapai oleh siswa, maka ada 2 hal yang bisa dilakukan guru. Pertama melakukan program perbaikan terhadap nilai-nilai siswa yang mencapai hasil baik atau istimewa.
Perlunya dilaksanakan dua hal diatas sebagai tindak lanjut terhadap hasil evaluasi dikarenakan bahwa pada dasarnya tugas seorang guru tidak hanya mengajar pelajaran pokok, akan tetapi guru juga berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan program perbaikan dan kegiatan pengayaan, guru yang telah menyelenggarakan pembelajaran pokok disertai dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan berarti menunaikan tugas sepenuhnya.
a.    Program perbaikan
Pelaksanaan program perbaikan harus mencakup pada kekurangan hasil dan partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Prinsip pokok yang menjadi dasar dalam upaya perbaikan yaitu harus dilakukan sedini mungkin dan bertatap dalam proses belajar yang sedang berlangsung. Perbaikan sedini mungkin dalam mengulangi kurangnya kehadiran kumulatif atau tidak memenuhi syarat diupayakan penggantinya misalnya dengan memberi tugas rumah yang sesuai.
Yang dimaksud dengan program remedial adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang diberikan guru dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut.
b.    Program pengayaan
Program pengayaan diberikan jika siswa sudah mampu menguasai materi pelajaran yang diberikan lebih dari 60%. Tujuan diadakan program pengayaan adalah untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi baru, menerapkan lebih lanjut kemampuan siswa pada pembelajaran pokok dan melatih siswa berpikir untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Yang dimaksud dengan program pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa untuk lebih memantapkan penguasaan bahan/materi yang diajarkan oleh guru untuk memaksimalkan pola pikir anak.

D.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Evaluasi
1.      Motivasi dari atasan
Motivasi dari atasan tergolong datangnya dari luar diri guru. Motivasi ini bertujuan dan mendorong gairah untuk memperbaiki mutu pengajaran, seperti memberikan penghargaan berupa angka kredit dan hasil kegiatan membuat perencanaan pengajarannya selanjutnya mempercepat kenaikan pangkat.
Cara-cara semacam ini dapat dipandang sebagai alat untuk mendorong kreativitas para guru meskipun ada kecenderungan bersifat sementara. Oleh karena itu, motivasi sangat baik untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas khususnya dalam penyelesaian tugas evaluasi pembelajaran.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri  individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.24

Dengan demikian, motivasi sangat diperlukan dan merupakan salah satu upaya pembinaan sekaligus membiasakan guru untuk disiplin dalam melaksanakan tugasnya, dalam hal ini perencanaan pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jelaslah, dengan pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang baik sesudah berlangsungnya proses pembelajaran dimuka kelas akan dapat menunjang proses pembelajaran untuk berjalan dengan baik pula dan ini akan berarti bahwa tujuan pengajaran akan dapat dicapai dengan baik pula. Karena itu evaluasi pembelajaran sangat perlu dilaksanakan oleh setiap guru agar kegiatan belajar mengajar dengan lebih terarah dan membawa hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2.         Pemahaman Guru tentang Evaluasi
Dimasa globalisasi sekarang ini arus informasi berkembang begitu pesat dan cepat. Jika seseorang tidak mau tertinggal oleh perkembangan informasi tersebut maka ia harus mengikutinya.
Seiring dengan perkembangan informasi banyak temuan berharga dibidang pendidikan. Bagi seorang guru yang tidak ingin tertinggal oleh kemajuan duni pendidikan maka haruslah selalu mengikuti informasi tentang dunia pendidikan.
Berkenaan dengan masalah evaluasi tidaklah cukup bila guru hanya mengamalkan pengetahuan selama pendidikannya dulu dan pengalaman mengajar saja, hal itu harus didukung dengan usaha untuk menambahnya melalui aktivitas pengembangan profesi keguruan. Sebab pengetahuan semasa pendidikan dulu saja bisa terlupakan bila guru tidak sering-sering menelaahnya kembali. Selain itu tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang dulu dipelajari tidak mampu menjawab tantangan yang ada sekarang.
Keterampilan guru tidak berkembang dengan sendirinya bila tidak diusahakan oleh guru sendiri. Dalam Al-Qur’an Surah Ar-Ra’d ayat 11 telah ditegaskan bahwa :
žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 ...25

Berdasarkan ayat diatas bisa diambil pelajaran bahwa seseorang yang ingin maju maka ia harus berusaha sendiri.
Sehubungan dengan usaha itu untuk meningkatkan keterampilan keguruan, khususnya yang berkenaan dengan evaluasi, mengikuti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) maupun membaca buku-buku dan literatur-literatur lainnya yang berkenaan dengan evaluasi.
3.      Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para guru untuk dapat menjalankan tugasnya dengan optimal.
Menurut mardiana lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi kenerja seseorang jika lingkungan kerja menyenangkan maka para pegawai akan betah ditempat kerja untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja digunakan secara efektif, prestasi kerja pun lebih baik dan tidak ada seorang  guru yang meninggalkan tempat tugasnya dengan alasan berbagai macam yang dapat mengahambat proses kegiatan belajar mengajar dan perencanaan evalusi.

4.         Fasilitas yang tersedia
Segala perlengkapan  yang dipakai dalam usaha pendidikan disebut dengan alat yang berfungsi mempermudah terlaksananya pendidikan atau tercapainya tujuan pendidikan.
Fasilitas ini sebenarnya banyak dan luas, yang dimaksud disini adalah alat belajar yang lengkap, baik yang tersedia di rumah maupun disekolah. Adapun alat yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Akidah Akhlak  dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu ;
a.       Alat pengajaran
Yaitu alat-alat yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak yang bersifat konkret. Alat pengajaran Akidah Akhlak ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1.      Alat pengajaran klasikal
Yaitu alat-alat pengajaran yang digunakan oleh guru bersama-sama dengan murid, contoh papan tulis, kapur, dan penghapus
2.      Alat pengajaran Individual
Yaitu alat-alat yang dimiliki oleh masing masing murid dan guru misalnya, alat tulis, buku pelajaran untuk murid, buku pegangan dan sebagainya.
b.      Alat Pendidikan yang langsung
Yaitu dengan menanamkan pengaruh yang yang positif kepada murid, dengan memberikan contoh, teladan, memberikan nasehat, perintah-perintah berbuat amal shaleh, melatih dan membiasakan suatu amalan dan sebagaianya.
c.       Alat pendidikan yang tidak langsung
Yaitu yang bersifat kuratif, agar dengan demikian anak menyadari perbuatan yang salah dan berusaha untuk memperbaikinya.
      Ketidak mampuan sekolah melengkapi alat-alat pendidikan, mengakibatkan terhambatnya kelancaran dan kelangsungan pelaksanaaan pembelajaran, akan tetapi kelengkapan alat pembelajaran yang dimiliki sekolah bukan berarti menjamin berhasilnya pelaksanaan pembelajaran. Hal ini masih memerlukan kemampuan pendidik untuk mempergukannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, pembelajaran tidak akan tercapai secara menyeluruh sesuai dengan apa yang diharapkan .









SUMBER KUTIPAN BAB II

1Kunandar, Guru Profesional. (Jakarta : Rajawali Press, 2007) hlm 377

2Drs. M. Ngalim, MP. Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : Remaja Rosdakarya), hlm 3

3Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2001) hlm 2-3

4Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Surabaya : Usaha Nasional, 1983) hlm 154

5DR. Dede Rosyada, MA. Paradigma Pendidikan Demokrasi. (Jakarta : Kencana, 2004) hlm 188

6M. Chabib Thoha. Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : Rajawali Press, 1991) hlm 19

7M. Chabib Thoha, Op cit, hlm 19

8Sudirman. N, dkk. Ilmu Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003) hlm 97

9Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 108

10M. Chabib Thoha. Op cit, hlm 10

11Drs. H. Munzier Suparta, MA dan Drs. Hery Noer Aly, MA. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta : Amisco, 2003) hlm 222

12Mudjahid, dkk. Perencanaan Madrasah Mandiri. (Jakarta : Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2002) hlm 64

13Ibid, hlm 67

14Dr. Nasution, M.A. Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara Teknologi Pendidikan, 1999) hlm 26

15Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 44

16Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45

17Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45

18Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45

19Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45

20Daryanto. Op cit, hlm 108

21Ibid, hlm 115

22Zuhairini, Abdu Ghafir, Slamet As-Yusuf. Metode Khusus Pendidikan Agama. (Surabaya : Usaha Nasional, 1993).

23Sri Esti Nouryani Dijwandono. Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Grasindo, 2006) hlm 448

24MOH. Uzer Usman . Op cit, hlm 28

25Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah, hlm 370




















BAB III
METODE PENELITIAN

A.        Subjek dan objek penelitian

1.    Subjek Penelitan
            Yang dijadikan Subjek  dalam penelitan ini adalah 3 (tiga)guru mata pelajaran  Akidah Ahklak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? pada tahun pelajaran 2011 / 2012.
2.    Objek Penelitan
            Yang dijadikan  objek adalah tetang evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.

B.       Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1.    Data
            Data yang digali dalam penelitian ini ada 2 (dua) macam, yaitu data primer dan data sekunder.
a.    Data Primer
Data tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? meliputi :
1.      Perencanaan  evaluasi
2.      Pelaksanaan evaluasi
3.      Pemberian nilai evaluasi
4.      Tindak Lanjut
Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? ..........??? Kabupaten ..........???  yang meliputi :
a.       Motivasi dari atasan
b.    Pemahaman guru sebagai evaluator
c.    Lingkungan kerja
d.   Fasilitas yang tersedia
b.    Data Sekunder
Sejarah berdirinya ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? :
a.       Keadaan Kepala Sekolah, Dewan Guru dan Tata Usaha
b.    Keadaan kelas dan siswa
c.    Keadaan fasilitas dan sarana
2.    Sumber Data
            Untuk mendapatkan data-data diatas adalah melalui sumber data berikut :
a.       Responden ialah guru mata pelajaran Akidah Akhlak pada MTs  Mathla’ul Anwar Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? yang menjadi subjek dalam penelitian ini.
b.    Informan ialah Kepala Sekolah, guru mata pelajaran Akidah Akhlak, dewan guru, dan Tata Usaha ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
c.    Docomenter yaitu seluruh dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.    Teknik Pengumpulan Data 
Untuk mendapatkan data–data diatas digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 
a.    Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati langsung terhadap lokasi penelitian baik letaknya, keadaan personalia, keadaan siswa, sarana prasarana sekolah, disamping itu juga penulis dapat mengamati langsung metode, materi pelajaran, dan teknik evaluasi yang digunakan guru saat mengajar Akidah Akhlak.
b.    Wawancara
Teknik ini digunakan untuk menggali data secara langsung kepada responden dan informan dalam rangka melengkapi data yang belum diperoleh melalui dokumen.
c.    Dokumenter
Teknik ini juga digunakan untuk mendapatkan data-data, seperti : prestasi belajar siswa, keadaan sarana, keadaan kepala sekolah, dewan guru, siswa serta sejarah berdirinya.
Untuk lebih jelasnya tentang data, sumber data dan teknik pengumpulan data dapat dilihat pada matriks berikut ini.


MATRIKS
DATA, SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

No
Data
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
1
2
3
4
1.











2.








3.







Data tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mata Pelajarana  Akidah Akhlak  yang meliputi :
a.       Perencanaan evaluasi
     
b.      Pelaksanaan evalusi hasil belajar
     
c.       Pemberian nilai hasil evaluasi

d.      Tindak lanjut terhadap hasil belajar   


Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak yang meliputi :
a.       Motivasi dari atasan
b.      Pemahaman guru Tentang  evaluasi
c.       Lingkungan kerja
d.      Fasilitas yang tersedia

Latar belakang  lokasi penelitian meliputi:
a.    Sejarah berdirinya ..........???

b.   Jumlah guru, TU dan siswa.

c.    Keadaan lingkungan kelas dan siswa



Guru

Guru

Guru







Guru

Guru
Guru
Guru




Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf Tata Usaha
Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf Tata Usaha
Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf Tata Usaha




Observasi, Wawancara, Dokomenter
Observasi, Wawancara, Dokomenter
Observasi, Wawancara, Dokomenter
Observasi, Wawancara, Dokomenter




Wawancara

Wawancara
Wawancara
Wawancara




Observasi, Wawancara, Staf TU

Observasi, Wawancara, Staf TU

Observasi, Wawancara, Staf TU


 

C.      Kerangka Dasar Penelitian

Dalam penelitian ini akan digali data tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? yang dijadikan Variabel Terikat Bebas (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan “Y”.
Selanjutnya data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? tersebut dijadikan sebagai Variabel Bebas (Indevenden Variable) yang dilambangakan dengan “X”. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah ini :

SKEMA

Variabel Bebas                                               Variabel Terikat

X1
X2
X3                                                                            Y
X4
Keterangan :
Y         =  Pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........???
X         = Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran  mata pelajaran  Akidah Akhlak pada ..........???
X1          =  Motivasi dari atasan belum maksimal
X2          =  Pemahaman guru sebagai evaluator belum maksimal
X3          =  Lingkungan kerja belum mendukung
X4          = Fasilitas yang tersedia belum mendukung

D.        Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1.                   Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data ada beberapa teknik yang dipergunakan yaitu :
a.       Reduksi data
Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan memusatkan perhatian untuk menyederhanakan yang di peroleh.
b.      Display data
Penulis penayangan data yang telah diperoleh untuk dijadikan sebagai petunjuk.
c.       Verifikasi Data
Pemeriksaan kembali tentang kebenaran data yang telah diperoleh.
2.      Analisa Data
Setelah data diperoleh, disajikan baik dalam bentuk tabel ataupun dalam bentuk uraian, maka selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis dan kualitatif. Kemudian dalam pengambilan kesimpulan menggunakan metode induksi artinya berpikir dari kesimpulan atau keputusan yang berlaku pada umun dengan melalui abstraksi terhadap kenyataan-kenyataan.

E.       Tahapan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, dilakukan melalui tahapan-tahapan yaitu :
1.  Tahap Perencanaan
a.    Penjajakan awal ke lokasi penelitian.
b.    Membuat desain proposal.
c.    Mengajukan desain proposal kepada dosen pembimbing untuk diadakan koreksi.
d.   Mengajukan desain proposal ke bagian yang menangani skripsi sekaligus memohon persetujuan judul.
2.    Tahap Persiapan
a.    Seminar proposal skripsi.
b.    Membuat daftar pedoman wawancara.
c.    Memohon surat perintah riset.
d.   Menyampaikan surat perintah riset ke lokasi penelitian.
3.  Tahap Pelaksanaan
a.    Melakukan wawancara kepada responden dan informan.
b.    Pengumpulan data.
c.    Pengeolahan data.
d.   Analisis data.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar