EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AKIDAH
AKHLAK PADA ..........??? KECAMATAN ..........??? KABUPATEN
..........???
ABSTRAK
Penelitian ini mengamabil lokasi
pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupatan ..........???.
Adapun permasalahan yang diteliti adalah bagaimana pelaksanaan evaluasi
pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak di ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........??? dan faktor yang mempengaruhnya.
Berdasarkan perumusan masalah di
atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
evaluasi pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........??? dan faktor yang mempengaruhinya.
Hipotesis yang di uji dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: pelakasanaan evaluasi pembelajaran
pada mata pelajaran akidah akhlak di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........??? terlaksana kategori
cukup. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah motivasi dari atasan,
pemahaman guru tentang evaluasi , lingkungan kerja , fasilitas yang tersedia.
Subjek
dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran akidah akhlak yang ada di ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........??? yang berjumlah 3 orang . Sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah pelaksanaan evaluasi pembelajaran akidah akhlak di ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........???. Sebagai alat penggali data digunakan teknik penelitan seperti
observasi, wawancara dan dukomenter.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran akidah akhlak di ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........??? terlaksana dengan kategore
cukup. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi dari atasan
, pemahaman guru tentang evaluasi , lingkungan kerja dan fasilitas yang tersedia
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan
Judul
Pendidikan
adalah salah satu faktor yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena
kalau penyelenggaraan pendidikan dapat berhasil dengan baik, maka akan
terbentuklah manusia yang berkepribadian, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta berakhlak
mulia.
Di kalangan masyarakat
Indonesia akhir-akhir ini, istilah pendidikan mendapatkan arti yang sangat
luas. Kata-kata pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan, sebagai
istilah-istilah teknis yang ada di masyarakat yang membaur menjadi satu
pengertian tentang pendidikan.
Untuk memajukan kehidupan
meraka itulah, maka pendidikan menjadi sarana yang utama yang perlu dimilki
oleh manusia. Manusia adalah makhluk dinamis, dan bercita-cita ingin meraih
kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti luas, baik lahiriyah maupun
bathiniyah, duniawi dan ukhrawi.
Pelaksanaan
pendidikan di negara Indonesia selalau dibenahi, diperbaiki dan diatur dengan
sebaik-baiknya yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
penjelasannya bahwa :
“Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Beranjak dari
tujuan Undang-undang diatas dalam rangka mencapai pembangunan dibidang mental
spritual yakni untuk mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah dengan cara memberikan
pendidikan agama yang tentunya dimulai dilingkungan rumah tangga, kemudian
dilanjutkan oleh sekolah dan masyarkat. Kerena pendidikan agama adalah
bertujuan untuk menjadikan manusia yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, maka dari itulah pendidikan agama hendaknya diberikan
sejak anak dilahirkan bahkan ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya
dengan cara melakukan segala perbuatan yang terpuji. Selanjutnya sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal juga turut memberikan pendidikan kepada anak.
Di antara materi
pelajaran pendidikan agama yang pokok dan terpenting adalah materi Akidah
Akhlak. Akidah merupakan sendi dasar ajaran Islam. Hal ini mengingat
bahwa Nabi Besar Muhammad SAW, diutus kedunia ini adalah untuk menyempurnakan
atau meluruskan akidah manusia yang sudah jauh menyimpang dari ajaran
sebenarnya.
Selanjutnya akhlak
adalah merupakan keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya
perbuatan-perbuatan seseorang dengan mudah, dengan kata lain adalah sopan
santun atau tata kerama, budi pekerti atau etika. Dalam ajaran Islam akhlak
sangat penting sekali, sebab Nabi Muhammad SAW diutus untuk membina akhlak manusia.
Betapa pentingnya
penanaman akidah dan pendidikan akhlak kepada anak-anak dalam rangka membimbing
mereka kearah keyakinan yang benar kepada Allah SWT, menjaga kemusyrikan,
menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat dan bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari, maka materi ini perlu diperhatikan semaksimal mungkin.
Hal ini sangat relevan dengan nasehat Luqman kepada anaknya yang Allah SWT
abadikan dalam firman-Nya pada surah Luqman yang berbunyi :
وَاِذَ
قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَبُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ اِنَّ الشِرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ 2.
Dari uraian dan
Firman Allah SWT, diatas ditegaskan bahwa Akidah Akhlak sangat besarlah
pengaruhnya dalam hidup dan kehidupan manusia selanjutnya, baik dalam di dunia
maupun dalam kehidupan di akhirat kelak.
Mengingat hal itu sangat
penting konsekuensinya adalah mengharuskan adanya usaha untuk meningkatkan
penanaman dan pembinaan Akidah Akhlak di lingkungan madrasah merupakan mata
pelajaran pokok.
Pada ..........???,
mata pelajaran Akidah Akhlak diberikan kepada siswa 90 menit (2 jam pelajaran)
dalam seminggu bahkan kalau menurut kurikulum KTSP materi diberikan dengan
alokasi 1 jam pelajaran, sehingga menjadi 2 jam pelajaran dalam seminggu.
Mengingat hal yang demikian agar dapat hasil yang maksimal, apakah hasil
pembelajaran berupa pengetahuan (kognitif) sikap (afektif) atau
keterampilan (psikomotor), maka perlu diperhatikan beberapa hal seperti
: metode mengajar yang cocok digunakan, metode yang baik diolah dan sebagainya.
Karena keberhasilan
di mata pelajaran ini adalah tindak lanjut kehidupan anak-anak sehari-hari
dalam rangka mengabdikan kepada Allah dan berhubungan dengan sesama
makhluk-Nya.
Berdasarkan
informasi awal yang penulis peroleh dalam penjajakan pendahuluan, bahwa
pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? kurang memperoleh hasil
maksimal.
Hal ini terlihat
terutama dalam nilai atau prestasi siswa yang rendah dalam buku rapor siswa
pada mata pelajaran tersebut. Kurang berhasilnya secara maksimal pelaksanaan
evaluasi pembelajaran mata pelajaran
Akidah Akhlak pada madrasah, Untuk melihat secara nyata kondisi yang demikian,
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada ..........??? dengan
judul “EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN
AKIDAH AKHLAK PADA ..........??? KECAMATAN ..........??? KABUPATEN ..........???”.
Untuk menghindari
terjadinya salah penafsiran dari pengertian judul skripsi ini, maka penulis
perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
1.
Evaluasi adalah suatu kegiatan
menentukan taraf kemajuan proses kegiatan pembelajaran dalam usaha mencapai
suatu tujuan.2
2. Pembelajaran
adalah berasal dari kata “Belajar’’ yang mendapat awalan “pem’’ dan akhiran
“an’’ menjadi pembelajaran yang artinya untuk mendapatkan pengetahuan. Yang dimaksud dengan pembelajaran disini adalah
pengajaran Akidah Akhlak.
3
3. Akidak Akhlak
secara bahasa artinya kepercayaan, Akidah
dijadikan sebagai bagian
suatu pokok dasar keyakinan yang harus dipegangi oleh setiap orang yang
mempercayainya. Sedangkan akhlak artinya budi pekerti, kelakuan. Akidah Akhlak
adalah salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan pada lingkungan madrasah.
4
Jadi yang dimaksud dengan judul
diatas adalah cara melakukan perihal pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak
pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???
yang meliputi : tujuan pembelajaran, pendidik, siswa, metode
pengajaran, evaluasi belajar dan tempat madrasah.
B. Perumusan Masalah
Masalah pokok yang
akan diteliti dalam skripsi ini adalah dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagimana
evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan
..........??? Kabupaten ..........???.
2.
Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? tersebut.
C. Alasan Memilih Judul
Adapun yang menjadi
alasan penulis dalam memilih judul diatas adalah :
1.
Mengingat
mata pelajaran Akidah Akhlak adalah merupakan mata pelajaran
pokok yang harus diajarkan dan diikuti oleh siswa. Disamping itu Akidah Akhlak
sangat besar pengaruhnya untuk menentukan kehidupan anak selanjutnya. Oleh
kerena itu pengajaran mata pelajaran Akidah Akhlak ini perlu ditangani dengan sebaik-baiknya.
2.
Menambah
Pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi penulis, khususnya
berkenaan mengenai evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak
pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
3.
Sepengetahuan
penulis masalah ini belum ada yang meneliti secara mendalam. Sehingga dengan
adanya penelitian ini dapat diharapkan dapat menjadi tolak ukur dan
dikembangkan bagi penelitian yang akan datang.
D. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari perumusan
masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengatahui bagaimana Evaluasi Pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
2.
Untuk
mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran
Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
E. Anggapan
Dasar dan Hipotesis
1.
Anggapan dasar
Evaluasi
merupakan syarat mutlak untuk perbaikan
dalam sebuah penilaian untuk membuktikan keunggulan suatu metode yang
diterapkan oleh seorang guru dan dapat juga membuktikan kebaikan suatu
kurikulum agar disebarluaskan dan dikembangkan.
Pelaksanaan
evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan
..........??? Kabupaten ..........??? meliputi :
a.
Perencanaan Evaluasi
b.
Pelaksanaan Evaluasi hasil Belajar
c.
Pemberian Nilai Hasil Evaluasi
d.
Tindak lanjut
3.
Hipotesis
Dari anggapan dasar di atas maka dalam penelitian
ini penulis berhipotesis sebagai berikut, bahwa :
1. Evaluasi
pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? belum terlaksana dengan maksimal.
2. Faktor
yang mempengaruhi belum maksimalnya pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata
pelajaran akidah akhlak ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........??? adalah :
a. Motivasi dari atasan belum maksimal
b. Pemahaman
guru tentang evaluasi belum maksimal
c. Lingkungan
kerja belum mendukung
d. Fasilitas
yang ada belum mendukung
E.
Signifinkasi Penelitian
Diharapkan dalam penelitian ini dapat
berguna antara lain sebagai berikut:
1.
Sebagai
bahan informasi, pertimbangan, masukan serta pokok-pokok pikiran bagi para
penyelenggara pendidikan di madrasah, khususnya pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran mata Pelajaran Akidah
Akhlak pada ..........???.
2.
Sebagai
bahan informasi dan perbandingan bagi
peneliti yang akan datang untuk mengadakan penelitian secara lebih mendalam.
3.
Untuk
memperkaya pengatahuan penulis dalam pendidikan, khususnya yang berkenaan
dengan aktvitas pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak
pada ..........???.
4.
Kiranya
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan memperkaya hasanah perpustakaan ..........???.
F. Sistematika Penulisan
Dalam rangka mempermudah memahami pembahasan ini maka penulis membuat
sistematika penulis sebagai berikut :
Bab pertama pendahuluan, yang berisikan Latar Belakang Masalah dan
Penegasan Judul, Perumusan Masalah, Alasan Memilih Judul, Tujuan Penelitian,
Signifinkasi Penelitian serta Sistematika Penulisan.
Bab kedua landasan teoritis yang diharapkan dapat menunjang bobot
penelitian ini, pada bab ini disajikan mengenai : Pengertian Evaluasi
Pembelajaran, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran, Prosedur Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran.
Bab ketiga metode penelitian yang membahas tentang : Penetapan Populasi dan
Sampel, Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data, Kerangka Dasar
Penelitian, Teknik Pengolahan dan Analisis Data serta Prosedur Penelitian dan
Desain Pengukuran.
Bab keempat mengemukakan hasil laporan penelitian mengenai gambaran umum hasil penelitian pelaksanaan evaluasi
pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? ..........??? Kabupaten ..........??? yang meliputi Latar
Belakang, Obyek Penelitian, Penyajian Data dan Analisis Data.
Bab kelima Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan dilengkapi dengan
Saran- Saran dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
SUMBER
KUTIPAN BAB I
1Drs. Muhaimin,
2002. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, hal 37
2Undang-undang dan Perturan Pemerintah RI
Tentang Pendidikan, No.20 Tahun 2003, Tujuan pendidikan Nasional,
Derektorat Jenderal Pendidikan 2006 hal 8.
3Depertemen Agama RI, 1974. Al-Qur’an Terjemahnya, Jakarta: Yayasan
Penyelenggara/ penterjamah/ pentafsir Alqur’an, hal 654
4W.J.S. Poerwadarminta, diolah kembali oleh Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, hal 650
5Ibid, hal 15
6Ibid, hal 18
7Ibid, hal 18
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
TINJAUAN
UMUM TEORITIS
A.
Pengertian
Evaluasi Pembelajaran
Pembahasan pada
bagian ini akan diarahkan kepada masalah pengertian evaluasi itu sendiri, yakni
menurut bahasa dan menurut istilah dan juga akan penulis ketengahkan beberapa
pendapat para ahli, baik mengenai pengertian evaluasi maupun pengertian
evaluasi pendidikan.
Menurut bahasa kata
“evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu “to evaluate” atau “evaluation”
yang berarti mengukur, menilai. Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.1
Adapun pengertian
evaluasi dan evaluasi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a.
Mehren dan Lehmann mendefenisikan
evaluasi adalah
“Suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan”.2
b.
Menurut
Suharsimi Arikunto, kegiatan evaluasi adalah
“Mengukur dan menilai dan tidak dapat mengadakan penilaian
sebelum mengadakan pengukuran”.3
c.
Zuhairini,
dkk. Mengemukakan defenisi evaluasi pendidikan adalah
“sesuatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu
pekerjaan didalam pendidikan agama Islam dan merupakan alat untuk mengukur
sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan”.4
d.
Menurut
Norma E. Gronlund dan Robert L. Linn,. Evaluasi adalah
“proses yang sistematis untuk melakukan pengumpulan, analisis
dan interpretasi terhadap informasi yang dapat menetapkan tingkat pencapaian
tujuan belajar dari pembelajara”.5
Dari beberapa
ungkapan yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat
mengemukakan suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi atau evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan informasi,
menilai dan menindaklanjuti hasil belajar siswa yang ditetapkan silabus atau
kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlak, dan juga sebagai pertanggungjawaban
terhadap penyelenggaraan pendidikan.
B.
Tujuan
dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
1.
Tujuan
Evaluasi Pembelajaran
Setiap pendidikan
mempunyai tujuan yang harus dicapai dan untuk mengetahui sejauhmana seorang
guru telah dicapai tersebut, maka seorang guru harus mengadakan evaluasi.
Adapun tujuan umum
evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang
suatu program. Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler.
Menurut Sumadi
Suryabarata yang dikutip oleh Chabib Thoha dalam “Teknik Evaluasi Pendidikan”
bahwa tujuan evaluasi pendidikan dalam hal ini dapat dikelompokkan dalam 3
klasifikasi”6.
e.
Klasifikasi
berdasarkan fungsinya. Evaluasi
pendidikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan :
1)
Psikologik,
evaluasi dapat dipakai sebagai rangka acuan dimana dia harus bergerak menuju
tujuan pendidikan.
2)
Didaktik
/ Intrubsional, tujuan evaluasi untuk memotivasi belajar kepada peserta didik,
memberikan pertimbangan dalam menentukan bahan pembelajaran dan metode mengajar
serta dalam rangka mengadakan bimbingam-bimbingan secara khusus kepada peserta
didik.
3)
Administrasi
/ manajerial, bertujuan untuk pengisian buku rapor, menentukan indeks prestasi,
pengisian STTB dan tentang ketentuan kenaikan kelas.
f.
Klasifikasi
berdasarkan keputusan pendidikan, tujuan evaluasi dapat digunakan untuk
mengambil :
1)
Keputusan
individual
2)
Keputusan
instruksional
3)
Keputusan
didaktik instruksional
4)
Keputusan
rehebitian
g.
Klasifikasi
formatif dan sumatif
1)
Evaluasi
formatif diperlukan untuk mendapatkan umpan balik guna menyempurnakan perbaikan
PBM
2)
Evaluasi
sumatif berfungsi untuk mengukur keberhasilan seluruh program pendidikan yang
dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajar mengajar akhir semester
(tahun).7
Menurut Sudirman,
dkk. Tujuan penilaian dalam Proses Belajar Mengajar adalah :
a.
Pengambilan
keputusan tentang hasil
b.
Pemahaman
tentang peserta didik
c.
Perbaikan
dan pengembangan program pengajaran.8
Dari beberapa macam
pendapat para ahli diatas, maka dapatlah penulis menarik kesimpulan bahwa
tujuan evaluasi itu adalah : Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa,
memotivasi siswa agar lebih giat belajar dan memberikan umpan balik (feedback)
kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar (PBM).
2.
Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pencapaian
belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap
guru atau pengajar. Dikatakan kewajiban karena setiap pengajar pada akhirnya
harus dapat memberikan reformasi kepada lembaganya atau kepada siswa itu
sendiri. Fungsi evaluasi didalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan
evaluasi itu sendiri.
Adapun fungsi
evaluasi berdasarkan jenisnya dapat digolongkan menjadi 4, yaitu :
1)
Penilaian formatif
Penilaian formatif yakni penilaian yang dilakukan pada
setiap akhir semester pelajaran dan fungsinya yaitu untuk memperbaiki proses
belajar mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran.
2)
Penilaian sumatif
Penilaian sumatif yaitu penilaian yang dilakukan setiap
caturwulan atau semester (setelah siswa menyelesaikan suatu unik atau bagian
dari mata pelajaran tertentu). Penilaian sumatif berfungsi untuk menentukan
angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu.
3)
Penilaian
penempatan
Penilaian penempatan (Placement) yaitu hasil
penilaian dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Penilaian penempatan berfungsi untuk menempatkan
siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
4)
Penilaian
diagnostik
Penilaian diagnostik berfungsi untuk membantu memecahkan
kesulitan belajar siswa.9
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
fungsi evaluasi adalah memperbaiki
program pembelajaran agar memperoleh hasil yang lebih baik.
Sedangkan Chabib
Thoha menyimpulkan tentang evaluasi pembelajaran bila dilihat dari kepentingan
masing-masing pihak sebagai berikut :
a.
Fungsi evaluasi
pembelajaran bagi guru
1)
Mengetahui kemajuan
belajar peserta didik
2)
Mengetahui
masing-masing kedudukan individual peserta didik dalam kelompoknya
3)
Mengetahui
kelemahan-kelemahan cara belajar mengajar pada PBM
4)
Memperbaiki PBM
b.
Fungsi evaluasi
pembelajaran bagi peserta didik
1)
Mengetahui
kemampuan dan hasil belajar
2)
Memperbaiki cara
belajar
3)
Menumbuhkan
motivasi dalam belajar
c.
Fungsi evaluasi
pembelajaran bagi sekolah
1)
Mengukur mutu hasil
pendidikan
2)
Mengetahui
kemajauan dan kemunduran sekolah
3)
Membuat keputusan
kepada peserta didik
4)
Mengadakan
perbaikan kurikulum
d.
Fungsi evaluasi
pembelajaran bagi orang tua peserta didik
1)
Untuk mengetahui
hasil belajar mengajar
2)
Meningkatkan
pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar
3)
Mengarahkan
penilaian jurusan atau jenis sekolah pendidikan lanjutan bagi anaknya
e.
Fungsi evaluasi
pembelajaran bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidikan
1)
Mengetahui kemajuan
sekolah
2)
Ikut mengadakan
kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan pada sekolah tersebut
3)
Lebih meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan.10
Berdasarkan uraian
diatas disimpulkan bahwa fungsi evaluasi adalah mengetahui tingkat kemajuan
belajar peserta didik dan mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar mengajar
Dalam beberapa
tujuan dan fungsi tersebut diatas akan memberikan gambaran yang jelas bahwa
setiap kegiatan belajar mengajar bisa diketahui hasilnya melalui evaluasi.
C.
Prosedur
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Prosedur dalam
penilaian hasil belajar menempuh lima langkah pokok, yaitu :
1.
Perencanaan
evaluasi
2.
Pelaksanaan
evaluasi hasil belajar
3.
Pemberian
nilai hasil evaluasi
4.
Tindak
lanjut terhadap hasil belajar.11
Dibawah ini
dikemukakan langkah-langkah yang termasuk dalam kegiatan perencanaan penilaian
hasil belajar.
a.
Merumuskan
tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar.
Rumusan tujuan tersebut berpedoman pada tujuan mata pelajaran yang diasuh oleh
guru.
b.
Menentukan
aspek-aspek yang harus dinilai. Penentuan tentang jenis aspek yang harus
dinilai ditentukan oleh tujuan penilaian yang dilakasanakan. Guru Akidah Akhlak
dalam menetapkan aspek-aspek hasil belajar yang akan dinilai dapat berpedoman
kepada GBPP, buku-buku pedoman atau tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam mata
pelajaran yang diajarkan.
c.
Menentukan
metode pengajaran yang akan digunakan berdasarkan aspek-aspek yang akan
dinilai. Untuk menilai keterampilan, misalnya dapat digunakan metode observasi.
d.
Memilih
atau menyusun alat-alat (instrumen) penilaian yang akan digunakan sesuai dengan
metode yang dipilih. Dalam menerapkan metode observasi, alat-alat yang perlu
disiapkan ialah pedoman observasi dan blanko untuk mencatat hasil-hasil yang
akan diperoleh dalam observasi. Apabila alat-alat dimaksud telah tersedia, maka
guru tinggal memilih salah satu dari alat tersebut. Akan tetapi, apabila
alat-alat tersebut belum tersedia, maka guru harus menyusunnya sendiri.
Penyusunan alat-alat penilaian merupakan hal sangat penting sebab tepat atau
tidak tepatnya data yang diperoleh sangat tergantung kepada tepat atau tidaknya
lat-alat penilaian yang digunakan.
e.
Menentukan
kriteria yang akan digunakan, seperti skala lima, skala sebelas atau skala
seratus.
f.
Menetapkan
frekuensi penilaian. Artinya berapa kali penilaian hasil belajar itu akan
dilaksanakan dalam suatu periode tertentu. Hasil ini tergantung pada tujuan yang
hendak dicapai. Dalam penilaian hasil belajar suatu pedoman yang tepat
digunakan untuk menetapkan frekuensi penilaian ialah struktur dari bahan
pelajaran. Kalau suatu bahan pelajaran terdiri atas empat unit, misalnya, maka
penilaian terhadap bahan pelajaran tersebut paling sedikit harus dilaksanakan
setiap akhir dari suatu unit.12
Berdasrakan uraian diatas dapar disimpulkan bahwa
perencanaan adalah rumusan tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar.
Sebagian ahli
membedakan antara penilaian komprehensif yang mencakup seluruh bahan pelajaran
dan penilaian untuk mengetahui keberhasilan belajar pada satuan bahan belajar
tertentu. Yang pertama disebut tes sumatif (karena biasanya menggunakan metode
tes) dan yang kedua tes formatif. Tes sumatif biasa dihubungkan dengan tes
semester, sedangkan tes formatif dihubungkan dengan tes harian dan mid
semester. Sementara itu, tes harian yang tidak membulatkan suatu satuan bahan
disebut tes subformatif, sedangkan tes mid semester yang komprehensif mencakup
sejumlah satuan bahan disebut tes subsumatif.
Penggunaan hasil
penilaian merupakan puncak seluruh prosedur. Penggunaan hasil tersebut
tergantung pada tujuan penilaian. Kalau penilaian ditunjukkan untuk memberi
laporan kepada orang tua pelajar tentang kemajuan yang dicapai oleh anaknya
disekolah, maka pada akhir tindakan penilaian, guru harus mempersiapkan suatu
bentuk laporan kepada orang tua pelajar.
Agar suatu
pekerjaan evaluasi dapat terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan
kehendaknya terlebih dahulu mengambil langkah-langkah pelaksanaan evaluasi
adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Evaluasi
Perencanaan
kegiatan / penilaian disekolah menengah berperan penting terhadap keberhasilan
evaluasi. Sebelum guru melaksanakan kegiatan evaluasi hendaknya terlebih dahulu
membuat perencanaan evaluasi agar dalam pelaksanaan evaluasi tersebut nantinya
dapat terlaksana dengan baik. Setelah perencanaan evaluasi tersebut dibuat,
maka hal yang harus dibuat oleh guru berikutnya adalah membuat materi itu
sendiri.
Dalam kegiatan
penilaian disekolah ada bentuk soal tes yang disusun oleh guru yang memegang
mata pelajaran dan ada bentuk soal tes yang disusun oleh tim penyusun tes (tes
standar) yang biasanya digunakan secara nasional atau regional.
Kalau soal tes itu
disusun oleh tim penyusun tes (tes standar), maka tugas guru adalah tinggal
melaksanakan tes tersebut. Tapi kalau soal itu disusun oleh guru yang memegang
mata pelajaran, maka kewajiban para guru untuk menyusun materi soal yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang dipegangnya.
Setelah guru
menetapkan tujuan penilaian, apakah tes tersebut untuk formatif atau untuk
penentuan keberhasilan hasil (sumatif), maka guru harus pula menentukan
seberapa luas lahan yang akan dikeluarkan dalam tes, kemudian menetapkan metode
apa yang digunakan, apakah dengan metode tes ataukah dengan metode non tes.
Kalau dengan metode tes, maka tes tertulis, tes lisan ataukah tes perbuatan.
Setelah semua langkah tersebut dilaksanakan, maka guru menetapkan lagi bentuk
yang bagaimana tes itu diberikan apakah obyektif maka obyektif yang bagaimana,
apakah pilihan ganda, menjodohkan atau jawaban singkat.
Agar tes yang
disusun dapat menggambarkan langkah-langkah diatas, maka sebelum menyusun soal
tes terlebih dahulu hendaknya guru membuat blue print (rencana induk)
dari tes yang disusun.
Setelah penulis
menguraikan penyusunan soal tes secara umum diatas, maka dapat disimpulkan
langkah-langkah penyusunan soal sebagai berikut :
a.
Menentukan
pokok bahasan yang akan ditentukan
b.
Menyusun
kisi-kisi
c.
Menulis
soal
d.
Merakit
soal menjadi perangkat tes
e.
Menyusun
pedoman penskoran
f.
Menyusun
soal dengan terakhir
Sekarang penulis
akan menguraikan pula cara penyusunan tes formatif dan penyusun tes sumatif
sebagai berikut :
a.
Penyusunan
Tes Formatif (Formative Test)
Evaluasi formatif
digunakan untuk memperoleh umpan balik secara terus menerus baik bagi individu
siswa maupun bagi guru mengenai keberhasilan dan kegagalan proses pendidikan.
Umpan balik bagi siswa akan memperkuat keberhasilan belajarnya dan untuk
menemukan kesalahan-kesalahan dalam belajar yang memerlukan perbaikan umpan
balik bagi guru dapat memberikan informasi mengenai keberhasilan dan kegagalan
program pengajarannya yang sangat berguna untuk melakukan modifikasi ke arah
pelaksanaan program tersebut. Secara lebih baik termasuk pelaksanaan program
remedial bagi individu yang belum berhasil.
Evaluasi formatif
sangat bergantung pada tes yang dipersiapkan secara khusus untuk setiap bagian
dari program pendidikan, seperti untuk satu unit atau satu pokok bahasan yang
biasanya berupa tes master yang mengukur secara langsung bagian-bagian dari
tujuan yang ingin dicapai.
Petunjuk-petunjuk
khusus tergambar pada setiap item yang mengukur keterampilan-keterampilan yang
berbeda-beda. Tes yang digunakan untuk evaluasi formatif sering disiapkan oleh
guru, meskipun ada juga yang dibuat secara rasional. Teknik observasi juga
dapat digunakan untuk memantau kemajuan individu dan untuk menemukan
kesalahan-kesalahan dalam cara belajarnya. Karena evaluasi formatif dimaksudkan
untuk meningkatkan kemajuan proses pembelajaran maka hasilnya tidak dapat
digunakan untuk menentukan kenaikan tingkat.
Evaluasi formatif yang diberikan secara periodik selama
pengajaran di madrasah berlangsung dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar
siswa dan untuk memberikan umpan balik, baik bagi siswa maupun bagi guru.
Evaluasi formatif biasanya berpedoman pada acuan petokan, meskipun acuan norma
juga dapat digunakan. Idealnya, evaluasi ini harus disusun sedemikian rupa
sehingga perbaikan dapat diberikan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
butir-butir soal yang dijawab salah.13
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi formatif berguna untuk memantau kemajuan belajar siswa, sebagai acuan
patukan atau pedoman yang disusun sedemikan rupa yang dapat memberikan hal-hal
yang berkaitan dengan butir-butir soal yang dijawab salah.
b.
Penyusunan
Tes Sumatif (Summative Test)
Evaluasi sumatif
khususnya diberikan pada akhir suatu unit pelajaran yang dirancang untuk
menentukan keluasan tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh individu guna
menentukan kenaikan tingkat atau menerangkan bahwa individu telah atau belum
menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Ini biasanya berupa tes
hasil belajar yang dibuat oleh guru atau berupa skala berbagai perilaku,
seperti laboratory dan oval repurt dan evaluasi terhadap hasil.
Tes ini mempunyai
fungsi yang menitik beratkan pada penentuan keberhasilan siswa terhadap materi
(bahan kurikulum) yang telah diberikan selama satu semester atau caturwulan.
Dengan hasil tes sumatif ini dapat diketahui apakah siswa berhasil atau tidak
dalam mata pelajaran yang bersangkutan juga bahan untuk mengisi buku raport.
Melihat dari fungsi
diatas maka aspek yang dinilai ada tes ini adalah mencakup ketiga aspek
pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotor) dan aspek
sikap (afektif).
Aspek kognitif ini
yakni yang berhubungan dengan cara berpikir siswa terhadap bahan pengajaran
yang telah diajarkan. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi 6 aspek yaitu :
1)
Recall (ingatan)
2)
Comprehension
(pemahaman)
3)
Aplication
(penerapan)
4)
Analisis
5)
Sintesis
6)
Evaluasi.14
Untuk memperjelas 6 aspek diatas dapat dilihat
keterangan-keterangan dibawah ini .
Yang dimaksud dengan pengetahuan (recall) hapalan
atau yang dikatakan Bloom dengan istilah knowledge ialah tingkat
kemampuan yang hanya meminta respon atau testee untuk mengenal atau mengetahui
adanya konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menilai atau dapat menggunakannya.15
Misalnya : B – S
Rukun Islam yang ke-4 adalah
bayar zakat.
Aspek pemahaman
atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu
memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
Misalnya : Sifat
boros dapat menimbulkan .......
a.
Kemalasan
b.
Kemiskinan
c.
Kebodohan
Aspek aplikasi atau
penerapan adalah testee atau responden dituntut kemampuannya untuk menerapkan
atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya.16
Misalnya : Seseorang sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial dituntut oleh rasa kemanusiaannya untuk .....
a.
Mencari
nafkah
b.
Menghormati
dan menghargai orang lain
c.
Menaati
undang-undang
Aspek analisis
adalah pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan mendalam untuk
mengemukakan suatu kesimpulan dengan cara mencari dan mengidentifikasi masalah
yang ditimbulkan.17
Misalnya : Analisa mengenai peristiwa hijrah Nabi
Muhammad dari Mekkah ke Madinah.
Aspek sentesis
adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang
menyeluruh. Berpikir sentisis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan
orang lebih kreatif.18
Misalnya : Apa yang
akan terjadi jika seseorang tidak menghargai dan menghormati pendapat orang
lain dalam suatu keputusan?
Aspek evaluasi
adalah pernyataan yang memberikan penilaian, menentukan, menafsirkan,
mempertimbangkan, membandingkan, memutuskan dan mengargumentasikan.19
Misalnya : Bagaimana
pendapatmu jika seseorang tidak menaati aturan agama ataupun aturan pemerintah?
2.
Pelaksanaan
Evaluasi Hasil Belajar
Setelah mempelajari
tentang perencanaan evaluasi dan teknik penguasaan tes, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan tes itu sendiri. Untuk tes formatif
pelaksanaannya tidak membutuhkan perencanaan dan langkah yang kompleks, karena
pelaksanaan dan penyusunan soal itu dilakukan oleh guru mata pelajaran
masing-masing, tetapi untuk tes sumatif membutuhkan perencanaan dan kerjasama
dari semua staf sekolah.
Dalam hal ini
kepala sekolah sebagai penanggung jawab bagi pelaksanaan tes yang akan memberi
tugas kepada beberapa guru yang ditunjuk sebagai petugas pelaksana.
Dalam pelaksanaan
tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup tiga macam, yaitu :
tertulis, lisan dan perbuatan. Namun dari ketiga macam teknik tersebut yang
paling sering digunakan adalah teknik tertulis.
Untuk hal itu
langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelumnya adalah :
a.
Pembentukan tugas
pelaksana
b.
Penyusunan naskah
soal
c.
Penyusunan jadwal
pelaksanaan tes
d.
Memperbanyak soal
e.
Penyusunan jadwal
pengawas
f.
Pelaksanaan
testing.20
Dalam hal ini
kepala sekolah menunjuk langsung kepada guru yang dianggap memiliki pengalaman
dan yang bertugas membuat jadwal tes, memperbanyak soal, membuat jadwal
pengawas, menentukan skor dan lain-lain. Setiap guru membuat soal tes dari mata
pelajaran yang diajarkan untuk kelas yang dipegang. Kemudian soal tes itu
dikirim kepada petugas pelaksana dan disesuaikan dengan waktu yang tersedia
dari masing-masing mata pelajaran, kemudian menentukan jadwal pelaksanaan tes
yakni hari, tanggal, tes, jam tiap mata pelajaran dan pembagian masing-masing
mata pelajaran.
Dalam memperbanyak
soal yang perlu dijaga adalah kerahasiaan soal, jangan sampai soal-soal
tersebut sudah diketahui oleh siswa sebelum tes dilaksanakan. Menentukan jadwal
petugas pengawas dan pengawas umum yang bertugas memperbaiki bila ada
kekeliruan atau salah cetak pada soal-soal tes, hingga tiba saatnya pelaksanaan
tes.
Namun, sebelumnya
ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu pengaturan ruangan, pengaturan
tempat duduk, penempatan nomor-nomor tes dan absen para peserta.
Sedangkan kedua tes
lain yaitu tes lisan dan tes perbuatan cara, cara pelaksanaannya tidak
memerlukan ketentuan seperti yang diuraikan diatas. Karena pada tes lisan dan
tes perbuatan penilainya dilakukan langsung oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan dengan ketentuan-ketentuan tersendiri yakni dengan menggunakan
format pertanyaan pada tes lisan.
3.
Pemberian
Nilai Hasil Evaluasi
Setelah pelaksanaan
evaluasi berakhir, kecuali pada tes lisan dan tes perbuatan yang telah dinilai langsung,
maka langkah salanjutnya adalah mengoreksi atau memberi nilai/angka pada setiap
hasil tes siswa. Karena skor telah dietntukan terlebih dahulu, maka tugas guru
hanya tinggal membandingkan antara skor yang dicapai oleh siswa dengan skor
secara keseluruhan.
Dalam pemberian
nilai atau koreksi hasil evaluasi ini digunakan dua macam cara yaitu dengan
cara pemberian angka tanpa bobot dan dengan cara pemberian angka dengan
menggunakan bobot.
a.
Pemberian angka
tanpa bobot
Dalam hal ini setiap butir soal angka dengan rentangan 1
– 10 tanpa melihat derajat kesukaran (bobot) dari masing-masing butir sola tes.
b.
Pemberian angka
dengan bobot
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah tingkat
kesukaran masing-masing soal tes. Angka bobot disesuaikan dengann tingkat
kesukaran soal tes dengan rentangan nilai 1 – 10 yang disesuaikan lagi dengan
mutu jawaban yang diberikan. Kemudian
angka yang dicapai siswa dikalikan dengan angka bobot masing-masing soal
tes.21
Sedangkan cara
pemberian angka atau koreksi nilai pada tes bentuk objektif menggunakan cara
atau rumus sesuai dengan jenisnya masing-masing, yaitu :
a.
Tes bentuk essay
Ada 3 cara dalam pemberian angka untuk tes berbentuk
essay, yakni :
1)
Setiap soal diberi
angka 1 – 10 tanpa memperhatikan bobot soal.
2)
Grading systim untuk
hal yang jawabannya sulit diberi angka berdasarkan kuantitatif, maka jawabannya
dapat dibedakan atas tingkat seperti : baik, cukup, sedang dan kurang.
3)
Weighted system
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
(a)
Misalnya setiap
pertanyaan diberi angka 1 – 5
(b)
Pertanyaan-pertanyaan
diklasifikasikan ke dalam pertanyaan mudah, pertanyaan sedang, pertanyaan sukar
kemudian berturut-turut diberi bobot misalnya angka 3, 4 dan 5
(c)
Angka akhir setiap
siswa adalah angka yang berhasil dicapai siswa dikalikan dengan bobot pertanyaan
soal yang bersangkutan.22
b.
Tes
bentuk objektif
Ada dua cara
memberikan angka yang dapat ditempuh :
1)
Tanpa
menggunakan rumus tebakan (non guessing formula) yaitu dengan cara
menghitung jumlah jawaban yang benar. Apabila dari 100 pertanyaan dijawab dengan
benar 50 pertanyaan maka angka yang ditempuh adalah 50.
2)
Dengan
menguunakan rumus tebakan (guessing formula) :
a)
Rumus untuk ragam B
– S (true false)
N = B – S S
= R – W
Keterangan :
N : Nilai
yang diperoleh
B : Jawaban
yang benar
S : Jawaban
yang salah
S : Score
R : Right
W : Wrong
Maksudnya nilai / angka : jawaban – jawaban yang benar,
jawaban – jawaban yang salah
b)
Rumus untuk ragam
pilihan ganda (multiple choice)
|
|||
|
|||
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
Keterangan :
N : Nilai
yang diperoleh
B : Jumlah
yang benar
S : Jumlah
yang salah
n : Jumlah
pilihan jawaban
c)
Rumus untuk ragam
menjodohkan (matching)
N = B atau
S = R
d) Rumus untuk ragam isian (completion)
N = B atau S = R
e)
Rumus untuk ragam
jawaban singkat (short answer)
N = B atau
S = R23
4.
Tindak
Lanjut Terhadap Hasil Belajar
Kelemahan-kelamahan
yang terungkap melalui penilaian mungkin tidak diduga sebelumnya sewaktu
merencanakan pelajaran itu. Sebagai tindak lanjut terhadap hasil evaluasi yang
telah dicapai oleh siswa, maka ada 2 hal yang bisa dilakukan guru. Pertama
melakukan program perbaikan terhadap nilai-nilai siswa yang mencapai hasil baik
atau istimewa.
Perlunya
dilaksanakan dua hal diatas sebagai tindak lanjut terhadap hasil evaluasi
dikarenakan bahwa pada dasarnya tugas seorang guru tidak hanya mengajar
pelajaran pokok, akan tetapi guru juga berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan
program perbaikan dan kegiatan pengayaan, guru yang telah menyelenggarakan
pembelajaran pokok disertai dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan berarti
menunaikan tugas sepenuhnya.
a.
Program
perbaikan
Pelaksanaan program
perbaikan harus mencakup pada kekurangan hasil dan partisipasi siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar. Prinsip pokok yang menjadi dasar dalam upaya
perbaikan yaitu harus dilakukan sedini mungkin dan bertatap dalam proses
belajar yang sedang berlangsung. Perbaikan sedini mungkin dalam mengulangi
kurangnya kehadiran kumulatif atau tidak memenuhi syarat diupayakan
penggantinya misalnya dengan memberi tugas rumah yang sesuai.
Yang dimaksud
dengan program remedial adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum
menguasai bahan pelajaran yang diberikan guru dengan maksud mempertinggi
tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut.
b.
Program
pengayaan
Program pengayaan
diberikan jika siswa sudah mampu menguasai materi pelajaran yang diberikan
lebih dari 60%. Tujuan diadakan program pengayaan adalah untuk menerapkan
pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi baru, menerapkan lebih lanjut
kemampuan siswa pada pembelajaran pokok dan melatih siswa berpikir untuk
mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Yang dimaksud
dengan program pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa untuk
lebih memantapkan penguasaan bahan/materi yang diajarkan oleh guru untuk
memaksimalkan pola pikir anak.
D.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Evaluasi
1.
Motivasi dari
atasan
Motivasi dari
atasan tergolong datangnya dari luar diri guru. Motivasi ini bertujuan dan
mendorong gairah untuk memperbaiki mutu pengajaran, seperti memberikan
penghargaan berupa angka kredit dan hasil kegiatan membuat perencanaan
pengajarannya selanjutnya mempercepat kenaikan pangkat.
Cara-cara semacam
ini dapat dipandang sebagai alat untuk mendorong kreativitas para guru meskipun
ada kecenderungan bersifat sementara. Oleh karena itu, motivasi sangat baik
untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas khususnya dalam penyelesaian
tugas evaluasi pembelajaran.
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.24
Dengan demikian,
motivasi sangat diperlukan dan merupakan salah satu upaya pembinaan sekaligus
membiasakan guru untuk disiplin dalam melaksanakan tugasnya, dalam hal ini
perencanaan pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jelaslah, dengan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang baik sesudah berlangsungnya proses
pembelajaran dimuka kelas akan dapat menunjang proses pembelajaran untuk
berjalan dengan baik pula dan ini akan berarti bahwa tujuan pengajaran akan
dapat dicapai dengan baik pula. Karena itu evaluasi pembelajaran sangat perlu
dilaksanakan oleh setiap guru agar kegiatan belajar mengajar dengan lebih
terarah dan membawa hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2.
Pemahaman
Guru tentang Evaluasi
Dimasa globalisasi
sekarang ini arus informasi berkembang begitu pesat dan cepat. Jika seseorang
tidak mau tertinggal oleh perkembangan informasi tersebut maka ia harus
mengikutinya.
Seiring dengan
perkembangan informasi banyak temuan berharga dibidang pendidikan. Bagi seorang
guru yang tidak ingin tertinggal oleh kemajuan duni pendidikan maka haruslah
selalu mengikuti informasi tentang dunia pendidikan.
Berkenaan dengan
masalah evaluasi tidaklah cukup bila guru hanya mengamalkan pengetahuan selama
pendidikannya dulu dan pengalaman mengajar saja, hal itu harus didukung dengan
usaha untuk menambahnya melalui aktivitas pengembangan profesi keguruan. Sebab
pengetahuan semasa pendidikan dulu saja bisa terlupakan bila guru tidak
sering-sering menelaahnya kembali. Selain itu tidak menutup kemungkinan
pengetahuan yang dulu dipelajari tidak mampu menjawab tantangan yang ada
sekarang.
Keterampilan guru
tidak berkembang dengan sendirinya bila tidak diusahakan oleh guru sendiri.
Dalam Al-Qur’an Surah Ar-Ra’d ayat 11 telah ditegaskan bahwa :
cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 ...25
Berdasarkan ayat
diatas bisa diambil pelajaran bahwa seseorang yang ingin maju maka ia harus
berusaha sendiri.
Sehubungan dengan
usaha itu untuk meningkatkan keterampilan keguruan, khususnya yang berkenaan
dengan evaluasi, mengikuti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) maupun membaca
buku-buku dan literatur-literatur lainnya yang berkenaan dengan evaluasi.
3. Lingkungan
kerja
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman
dan memungkinkan para guru untuk dapat menjalankan tugasnya dengan optimal.
Menurut mardiana lingkungan kerja adalah lingkungan
dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja dapat
mempengaruhi kenerja seseorang jika lingkungan kerja menyenangkan maka para
pegawai akan betah ditempat kerja untuk melakukan aktivitas sehingga waktu
kerja digunakan secara efektif, prestasi kerja pun lebih baik dan tidak ada
seorang guru yang meninggalkan tempat
tugasnya dengan alasan berbagai macam yang dapat mengahambat proses kegiatan
belajar mengajar dan perencanaan evalusi.
4.
Fasilitas yang tersedia
Segala perlengkapan
yang dipakai dalam usaha pendidikan disebut dengan alat yang berfungsi
mempermudah terlaksananya pendidikan atau tercapainya tujuan pendidikan.
Fasilitas ini sebenarnya banyak dan luas, yang
dimaksud disini adalah alat belajar yang lengkap, baik yang tersedia di rumah
maupun disekolah. Adapun alat yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar
mata pelajaran Akidah Akhlak dapat
dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu ;
a.
Alat pengajaran
Yaitu
alat-alat yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak
yang bersifat konkret. Alat pengajaran Akidah Akhlak ini dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
1.
Alat pengajaran klasikal
Yaitu
alat-alat pengajaran yang digunakan oleh guru bersama-sama dengan murid, contoh
papan tulis, kapur, dan penghapus
2.
Alat pengajaran Individual
Yaitu
alat-alat yang dimiliki oleh masing masing murid dan guru misalnya, alat tulis,
buku pelajaran untuk murid, buku pegangan dan sebagainya.
b.
Alat Pendidikan yang langsung
Yaitu
dengan menanamkan pengaruh yang yang positif kepada murid, dengan memberikan
contoh, teladan, memberikan nasehat, perintah-perintah berbuat amal shaleh,
melatih dan membiasakan suatu amalan dan sebagaianya.
c.
Alat pendidikan yang tidak langsung
Yaitu
yang bersifat kuratif, agar dengan demikian anak menyadari perbuatan yang salah
dan berusaha untuk memperbaikinya.
Ketidak mampuan sekolah melengkapi
alat-alat pendidikan, mengakibatkan terhambatnya kelancaran dan kelangsungan
pelaksanaaan pembelajaran, akan tetapi kelengkapan alat pembelajaran yang
dimiliki sekolah bukan berarti menjamin berhasilnya pelaksanaan pembelajaran.
Hal ini masih memerlukan kemampuan pendidik untuk mempergukannya sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa
mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, pembelajaran tidak akan tercapai
secara menyeluruh sesuai dengan apa yang diharapkan .
SUMBER
KUTIPAN BAB II
1Kunandar, Guru
Profesional. (Jakarta : Rajawali Press, 2007) hlm 377
2Drs. M. Ngalim, MP.
Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : Remaja
Rosdakarya), hlm 3
3Suharsimi Arikunto,
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2001) hlm
2-3
4Zuhairini, dkk. Metodik
Khusus Pendidikan Agama. (Surabaya : Usaha Nasional, 1983) hlm 154
5DR. Dede Rosyada,
MA. Paradigma Pendidikan Demokrasi. (Jakarta : Kencana, 2004) hlm 188
6M. Chabib Thoha. Teknik
Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : Rajawali Press, 1991) hlm 19
7M. Chabib Thoha,
Op cit, hlm 19
8Sudirman. N, dkk. Ilmu Pendidikan. (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2003) hlm 97
9Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 108
10M. Chabib Thoha. Op cit, hlm 10
11Drs. H. Munzier Suparta, MA dan Drs. Hery Noer Aly, MA. Metodologi
Pengajaran Agama Islam. (Jakarta : Amisco, 2003) hlm 222
12Mudjahid, dkk. Perencanaan Madrasah Mandiri. (Jakarta : Puslitbang
Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2002) hlm 64
13Ibid, hlm 67
14Dr. Nasution, M.A. Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi
Aksara Teknologi Pendidikan, 1999) hlm 26
15Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 44
16Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45
17Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45
18Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45
19Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Op cit, hlm 45
20Daryanto. Op cit, hlm 108
21Ibid, hlm 115
22Zuhairini, Abdu Ghafir, Slamet As-Yusuf. Metode Khusus
Pendidikan Agama. (Surabaya : Usaha Nasional, 1993).
23Sri Esti Nouryani Dijwandono. Psikologi Pendidikan.
(Jakarta : Grasindo, 2006) hlm 448
24MOH. Uzer Usman . Op cit, hlm 28
25Departemen Agama
RI, Al-Qur’an Terjemah, hlm 370
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
METODE
PENELITIAN
A. Subjek dan objek penelitian
1.
Subjek Penelitan
Yang dijadikan Subjek dalam penelitan ini adalah 3 (tiga)guru mata
pelajaran Akidah Ahklak pada ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???
pada tahun pelajaran 2011 / 2012.
2.
Objek Penelitan
Yang dijadikan objek adalah tetang evaluasi pembelajaran
mata pelajaran Akidah Akhlak di ..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
B.
Data, Sumber Data dan Teknik
Pengumpulan Data
1.
Data
Data
yang digali dalam penelitian ini ada 2 (dua) macam, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data
Primer
Data tentang pelaksanaan
evaluasi pembelajaran mata pelajaran
Akidah Akhlak pada ..........??? meliputi :
1.
Perencanaan
evaluasi
2.
Pelaksanaan
evaluasi
3.
Pemberian
nilai evaluasi
4.
Tindak
Lanjut
Data tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah
Akhlak pada ..........??? ..........??? Kabupaten ..........???
yang meliputi :
a.
Motivasi
dari atasan
b.
Pemahaman
guru sebagai evaluator
c.
Lingkungan
kerja
d.
Fasilitas
yang tersedia
b.
Data
Sekunder
Sejarah berdirinya
..........??? Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........??? :
a.
Keadaan
Kepala Sekolah, Dewan Guru dan Tata Usaha
b. Keadaan
kelas dan siswa
c. Keadaan
fasilitas dan sarana
2. Sumber
Data
Untuk mendapatkan data-data diatas
adalah melalui sumber data berikut :
a.
Responden
ialah guru mata pelajaran Akidah Akhlak pada MTs Mathla’ul Anwar Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........??? yang menjadi subjek
dalam penelitian ini.
b.
Informan
ialah Kepala Sekolah, guru
mata pelajaran Akidah Akhlak, dewan guru,
dan Tata Usaha ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten ..........???.
c. Docomenter yaitu seluruh dokumen yang berkaitan dengan
penelitian ini.
3. Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data–data diatas
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati
langsung terhadap lokasi penelitian baik letaknya, keadaan personalia, keadaan
siswa, sarana prasarana sekolah, disamping itu juga penulis dapat mengamati
langsung metode, materi
pelajaran, dan teknik evaluasi yang digunakan guru
saat mengajar Akidah
Akhlak.
b. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk menggali data secara langsung kepada responden dan
informan dalam rangka melengkapi data yang belum diperoleh melalui dokumen.
c. Dokumenter
Teknik ini juga digunakan untuk mendapatkan data-data,
seperti : prestasi belajar siswa, keadaan sarana, keadaan kepala sekolah, dewan
guru, siswa serta sejarah berdirinya.
Untuk lebih
jelasnya tentang data, sumber data dan teknik pengumpulan data dapat dilihat
pada matriks
berikut ini.
MATRIKS
DATA, SUMBER
DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
No
|
Data
|
Sumber Data
|
Teknik Pengumpulan
Data
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
2.
3.
|
Data
tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mata Pelajarana Akidah Akhlak yang meliputi :
a.
Perencanaan evaluasi
b.
Pelaksanaan evalusi hasil belajar
c.
Pemberian nilai hasil evaluasi
d.
Tindak lanjut terhadap hasil belajar
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak yang
meliputi :
a.
Motivasi dari atasan
b.
Pemahaman guru Tentang evaluasi
c.
Lingkungan kerja
d.
Fasilitas yang tersedia
Latar belakang lokasi penelitian meliputi:
a.
Sejarah berdirinya ..........???
b.
Jumlah guru, TU dan siswa.
c.
Keadaan lingkungan kelas dan siswa
|
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf Tata Usaha
Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf Tata Usaha
Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf Tata Usaha
|
Observasi, Wawancara,
Dokomenter
Observasi, Wawancara,
Dokomenter
Observasi, Wawancara,
Dokomenter
Observasi, Wawancara,
Dokomenter
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Observasi, Wawancara, Staf TU
Observasi, Wawancara, Staf TU
Observasi, Wawancara, Staf TU
|
C. Kerangka Dasar Penelitian
Dalam penelitian ini akan digali data tentang
pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada ..........???
Kecamatan ..........??? Kabupaten
..........??? yang dijadikan Variabel Terikat Bebas (Dependent Variable)
yang dilambangkan dengan “Y”.
Selanjutnya data
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata
pelajaran Akidah Akhlak pada ..........??? tersebut dijadikan sebagai Variabel
Bebas (Indevenden Variable) yang dilambangakan dengan “X”. untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah ini :
SKEMA
Variabel Bebas Variabel Terikat
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif)
X4
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.gif)
![](file:///C:/DOCUME%7E1/sinarnet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.gif)
Y = Pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada
..........???
X = Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran
Akidah Akhlak pada ..........???
X1 = Motivasi dari atasan belum maksimal
X2 = Pemahaman guru sebagai evaluator belum
maksimal
X3 = Lingkungan kerja belum mendukung
X4 = Fasilitas yang tersedia belum mendukung
D.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1.
Teknik
Pengolahan Data
Dalam pengolahan data ada beberapa
teknik yang dipergunakan yaitu :
a. Reduksi
data
Dalam tahap ini peneliti melakukan
pemilihan dan memusatkan perhatian untuk menyederhanakan yang di peroleh.
b. Display
data
Penulis penayangan data yang telah
diperoleh untuk dijadikan sebagai petunjuk.
c. Verifikasi
Data
Pemeriksaan kembali tentang kebenaran
data yang telah diperoleh.
2. Analisa
Data
Setelah data diperoleh, disajikan baik
dalam bentuk tabel ataupun dalam bentuk uraian, maka selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan analisis dan kualitatif. Kemudian dalam pengambilan
kesimpulan menggunakan metode induksi artinya berpikir dari kesimpulan atau keputusan yang berlaku pada
umun dengan melalui abstraksi terhadap kenyataan-kenyataan.
E.
Tahapan
Penelitian
Dalam melaksanakan
penelitian ini, dilakukan melalui tahapan-tahapan yaitu :
1. Tahap Perencanaan
a.
Penjajakan
awal ke lokasi penelitian.
b. Membuat
desain proposal.
c.
Mengajukan
desain proposal kepada dosen pembimbing untuk diadakan koreksi.
d.
Mengajukan
desain proposal ke bagian yang menangani skripsi sekaligus memohon persetujuan
judul.
2.
Tahap
Persiapan
a. Seminar
proposal skripsi.
b. Membuat
daftar pedoman wawancara.
c. Memohon
surat perintah riset.
d.
Menyampaikan
surat perintah riset ke lokasi penelitian.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan
wawancara kepada responden dan informan.
b. Pengumpulan
data.
c. Pengeolahan data.
d. Analisis data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar