Senin, 28 November 2011


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN
MATEMATIKA DAN IPA PADA MADRASAH TSANAWIYAH NU
ZADUL MA`AD GALAGAH KECAMATAN SUNGAI TABUKAN


ABSTRAK

Skripsi ini mengemukakan tentang strategi belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah kecamatan Sungai Tabukan.
Pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah kecamatan Sungai Tabukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA serta faktor-faktor yang mempengaruhi strategi belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Strategi belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan belum terlaksana dengan baik, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang pendidikan yang tidak sesuai, rendahnya pengalaman mengajar, sarana dan fasilitas belum memadai dan lingkungan yang kurang mendukung.
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Matematika dan IPA yang berjumlah 4 orang. Sedangkan yang menjadi objek adalah strategi belajar mengajar pelajaran Matematika dan IPA di MTs NU Zadul Ma`ad Galagah kecamatan Sungai Tabukan dn faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumenter. Sedangkan untuk menganalisis data penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Setelah data dianalisis akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa strategi belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah belum terlaksana dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : latar belakang pendidikan yang tidak sesuai, sehingga kemampuan guru kurang terhadap strategi pembelajaran dan guru kurang mampu dalam mengetahui perbedaan kemampuan siswa. Rendahnya pengalaman mengajar, maka kemampuan guru kurang dalam penguasaan bahan dan penggunaan metode yang kurang tepat serta guru kurang mampu dalam mengevaluasi pembelajaran. Sarana dan fasilitas yang kurang lengkap dan lingkungan yang kurang menunjang terhadap pelaksanaan strategi belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA.


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul
1.    Latar Belakang Masalah
Di Indonesia pada dasarnya pendidikan dilaksanankan dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia yang beriman.

1
 
Untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia salah satu alternatif yang dapat dilakukan dengan melalui jalan pendidikan. Dengan cara inilah diharapkan siswa dapat menyerap berbagai ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dan dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :
 ....ير قع اللة ا لز ين ء ا منو ا منكم و الذ ين ا و تو ا ا لعام د ر جت ….
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia selalu dibenahi, diperbaiki dan diatur denagn sebaik-baiknya seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa agar manjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 2




Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut diatas maka dilakukan pendidikan, dalam kegiatan pendidikan terjadilah proses belajar mengajar-mengajar, maka semua siswa diberikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan baik umum maupun agama.
Sekolah sebagai wadah sebuah masyarakat kecil wahana pembangunan peserta didik dituntut untuk menciptakan iklim menyenangkan. Tidak semua mata pelajaran dapat dinikmati oleh setiap siswa. Dan sebaliknya ada mata pelajaran yang dianggap sulit bahkan membosankan.
Matematika dan IPA sebagai suatu pelajaran yang penting bahkan wajib untuk diajarkan pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi, namun tak jarang kita mendengar bahwa mata pelajaran Matematika dan IPA itu membosankan dan tidak menarik. Anak merasa deg-degkan, cemas dan takut sekali mengikuti mata pelajaran tersebut. Kenyatan ini adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap mata pelajaran Matematika dan IPA. Sementara itu ada juga siswa yang menikmati keasyikan dengan mata pelajaran Matematika dan IPA, kenyataan ini adalah persepsi yang positif terhadap mata pelajaran Matematika dan IPA.
Persepsi yang negatif tersebut menjadi permasalahan guru pada umumnya dan siswa pada khususnya.
Banyak hal yang dikaji untuk mengungkapkan  mata pelajaran Matematika dan IPA yang tidak sesuai dengan perkembangan intelektual siswa atau  juga bersumber dari strategi belajar-mengajar, karena Matematika dan IPA sebagai mata pelajaran yang sulit, maka diperlukan strategi bagaimana mengajarnya dan bagaimana cara belajarnya.
Dalam proses belajar mengajar guru harus menguasai bahan pelajaran dan juga harus memberikan rangsangan kepada siswa tentang faedah atau kegunaan dari mata pelajaran yang diberikan. Sebab kalau tidak demikian maka proses belajar mengajar tidak akan berhasil dengan baik.
Kemampuan melakukan proses belajar mengajar merupakan salah satu persyaratan utama seorang guru dalam mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang dilaksanakan.
Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan guru sebagai subjek belajar dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi agar proses itu berlangsung dengan efektif dan efesien.
Untuk melihat dan mengetahui lebih jauh proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA, khususnya strategi yang digunakan pada MTs NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan perlu diadakan penelitian.
Dari satu sisi penelitian ini tertuju pada bagaimana strategi mata pelajaran Matematika dan IPA. Pada sisi lain adalah upaya memenuhi tugas dan syarat penulis dalam mengakhiri Studi pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI RAKHA AMUNTAI).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam sebuah skripsi yang berjudul “STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA PADA MTs NU ZADUL MA`AD GALAGAH KECAMATAN SUNGAI TABUKAN “.
2.    Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalahpahaman sehubungan dengan penelitian ini akan dianggap perlu memberi penegasan judul tehadap istilah yang digunakan pada judul, yaitu :
a.    Strategi Belajar Mengajar
“Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”3, jadi yang dimaksud dengan strategi disini adalah segala bentuk kegiatan yang digunakan agar pelajaran matematika dan IPA menjadi suatu pelajaran yang menarik.
“Belajar adalah  proses perubahan perilaku berkat pengalaman atau latihan”4.
Belajar dapat juga diartikan sebagai proses yang diarahkan kepada satuan tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
“Mengajar menurut pengertian modern berarti aktivitas guru dalam mengorganisasi lingkungan dan mendekatkannya kepada anak didik sehingga terjadi proses belajar”5.
Jadi, yang dimaksud dengan strategi belajar mengajar adalah suatu usaha untuk menyiasati kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA agar menjadi suatu pelajaran yang menarik perhatian siswa dengan melalui berbagai cara agar terjadi perubahan perilaku pada anak dengan melalui pengajaran yang disampaikan oleh guru.
Dengan melalui suatu strategi guru diharapkan menjadikan siswa agar tertarik pada pelajaran yang tadinya bisa dikatakan membosankan, menjadi suatu pelajaran yang lebih disukai akibat adanya suatu cara yang telah dilakukan oleh guru.
b.    Mata Pelajaran Matematika dan IPA
Pelajaran berasal dari kata ajar yaitu petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui, yang ditambah awalan “Pe” dan akhiran “an” menjadi pelajaran yang diartikan dengan sesuatu yang dipelajari”6. Jadi, pelajaran yang dimaksud penulis disini adalah sesuatu yang harus dipelajari, khususnya mata pelajaran matematika dan IPA.
Matematika adalah “ ilmu pengetahuan bilangan-bilangan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.7 Jadi, matematika adalah suatu istilah yang berkaitan serta dengan bilangan-bilangan yang berhubungan dengan operasional dalam menyelesaikan masalah mengenai tentang strategi yang dilakukan oleh guru sehingga pelajaran matematika menjadi suatu pelajaran yang menarik dan dapat memecahkan segala permasalahan yang berhubungan dengan bilangan-bilangan.
IPA adalah singkatan dari Ilmu Pengatahuan Alam yaitu pengetahuan yang mempelajari tentang alam yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk merangkan gelaja-gelaja tertentu dibidang pengetahuan, yang mencakup tiga cabang ilmu pengetahuan yakni ilmu fisika, biologi dan kimia.8
Adapun ilmu fisika adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang segala yang tidak kelihatan (rahasia alam dan sebagainya).
Sedangkan ilmu biologi (hayat) adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup (binatang dan tumbuh-tumbuhan).
Dan ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang unsur-unsur dan ciri-ciri zat serta reaksi-reaksi yang menyebabkan timbulnya zat-zat baru.
c.    MTs NU ZADUL MA`AD
MTs adalah singkatan dari Madrasah Tsanawiyah, setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama yaitu suatu tempat atau wadah pendidikan formal yang dikelola oleh yayasan pendidikan Islam NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.
B.  Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas dan untuk memperjelas masalah yang akan dibahas, maka masalah pokok yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA yang dilakukan oleh MTs NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan
2.    Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada MTs NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.
C.  Alasan Memilih Judul
Adapun yang menjadi alasan dalam menentukan pilihan terhadap judul diatas adalah :
1.    Mengingat mata pelajaran matematika dan IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diikuti oleh siswa. Disamping itu matematika dan IPA sangat besar peranannya dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu perlu ditangani secara serius dan kontinu.
2.    Pelajaran matematika dan IPA adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit sebagian anak, karena itu sudah sepantasnya mendapat perhatian dari beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan belajar mengajar mata pelajaran tersebut.
3.    Dalam usaha meningkatkan minat prestasi belajar anak khususnya mata pelajaran matematika dan IPA, maka perlu dikaji terlebih dahulu dalam hal strategi yang digunakan pada mata pelajaran tersebut.
4.    Berdasarkan hasil observasi ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung pada Mts NU Zadul Ma`ad Galagah menunjukkan bahwa strategi belajar mengajar yang digunakan belum memuaskan.
D.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti dan untuk mempermudah mendapatkan data yang ada hubungan dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1.    Untuk mengetahui bagaimana strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada MTs NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.
2.    Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi belajar mengajar mata pelajaran matematik dan IPA di sekolah MTs NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.
E.  Signifikansi Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
1.    Sebagai bahan informasi bagi guru-guru dimadrasah yang bersangkutan tentang strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada MTs NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.
2.    Sebagai bahan informasi, pertimbangan, masukan dan pokok-pokok pikiran sebagai pendidikan di sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar yang lebih baik.
3.    Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian berikutnya yang akan mengadakan penelitian secara mendalam.
4.    Sebagai bahan bacaan dan memperkaya perpustakaan STAI RAKHA AMUNTAI.

F.   Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.    Anggapan Dasar
Matematika dan IPA memiliki peran yang cukup penting dalam kehidupan manusia hampir setiap hari bersentuhan dengan matematika dan IPA, oleh karena itu mempelajari dan menguasai dengan baik adalah suatu keharusan.
Permasalahn sekarang bagaimana mengajarkannya dan bagaimana cara belajarnya sehingga anak mempunyai persepsi yang positif terhadap matematika dan IPA.
Menjadikan matematika dan IPA sebagai suatu mata pelajaran yang menarik diperlukan strategi tentunya dalam pelaksanaan belajar megajar mata pelajaran tersebut.
Harus disadari bahwa keberhasilan strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu :
a.    Latar Belakang Pendidikan
-       Kemampuan guru dalam memahami strategi pembelajaran Matematika dan IPA
-       Kemampuan guru dalam mengetahui perbedaan kemampuan siswa.
b.    Pengalaman Mengajar
-       Kemampuan guru dalam penguasaan bahan dan penggunaan metode yang tepat
-       Kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran
c.    Sarana dan fasilitas yang mencukupi
d.   Lingkungan yang menunjang dalam pelaksanaan strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA.
2.    Hipotesis
Berdasarkan anggapan dasar diatas, maka dapat diambil hipotesis bahwa strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada MTs NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan belum terlaksana dengan baik, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :
a.    Latar belakang pendidikan yang tidak sesuai
-       Kurangnya pemahaman guru terhadap strategi pembelajaran Matematika dan IPA
-       Kurangnya kemampuan guru dalam mengetahui perbedaan kemampuan siswa.
b.    Rendahnya pengalaman mengajar
-       Kurangnya kemampuan guru dalam penguasaan bahan dan penggunaan metode yang kurang tepat
-       Kurangnya kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran.
c.    Sarana dan fasilitas belum memadai.
d.   Lingkungan yang kurang mendukung.



G.  Sistematika Penulisan
Skripsi yang disajikan ini berupa garis besarnya dapat penulis bagi dalam lima bab pembahasan, sebagai berikut :
Bab pertama pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, anggapan dasar, dan hipotesis, serta sistematika penulisan.
Bab kedua tinjauan teoritis yang berisi pengertian strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA, macam-macam strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA, tujuan pengajaran matematika dan IPA, faktor-faktor yang mempengaruhi pengajaran matematika dan IPA.
Bab ketiga metode penelitian yang berisi tentang subjek dan objek penelitian, data, sumber data dan teknik pengumpulan data, kerangka dasar penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data serta prosedur penelitian.
Bab keempat laporan hasil penelitian yang berisikan latar belakang objek penelitian, penyajian data dan analisis data.
Bab kelima penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.






SUMBER KUTIPAN BAB I

1Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur`an PT. Bumi Restu, 1971), hlm 910

2Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), hlm 8

3Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahsa, Balai Pustaka, 1971), hlm 964

4Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), hlm 17

5Ibid, hlm 39

6Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, hlm 15

7Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahsa, Balai Pustaka, 1990), hlm 566

8Ibid, hlm 324











BAB II
TINJAUAN UMUM TEORITIS

A.    Pengertian Strategi Belajar Mengajar Matematika dan IPA
  1. Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini bererti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang diamali oleh siswa sebagai anak didik.
Mengajar sebagai suatu proses yang komplek, tidak hanya menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama apabila menginginkan hasil yang lebih baik dari seluruh siswa.
Mengajar merupakan penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar. Oleh kerena itu guru dan siswa harus memainkan perannya dalam dunia pendidikan. Apabila terjadi proses belajar maka bersama itu pula terjadi proses  mengajar. Dalam proses belajar mengajar ada tujuan-tujuan yang harus dicapai, untuk itu harus mampu memilih satu atau lebih strategi dalam belajar mengajar.
Matematika dan IPA sebagai suatu mata pelajaran yang dianggap sulit memerlukan satu strategi yang tepat dalam proses belajar mengajar dalam hal bagaimana cara mengajar dan belajaranya.

13
 
Seorang guru diharapkan mampu merubah pandangan peserta didik yang mempunyai persepsi negatif terhadap matematika dan IPA yakni dengan strategi dalam belajar mengajar mata pelajaran tersebut. Dan siswa harus menyadari bahwa tidak ada mata pelajaran yang sulit kalau mau berusaha. Hal ini tentunya ditunjang oleh guru yang dalam penyampaian mengajarnya memiliki metode yang menarik.
Maka untuk itu, guru maupun siswa harus memahami betul maksud dan strategi belajar mengajar tersebut.
Adapun pengertian strategi belajar mengajar adalah :
a.       Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, dalam bukunya “Strategi Belajar Mengajar”.
Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai garis besar haluan dalam bertindak untuk sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.1
Strategi adalah sebuah istilah yang popular dalam psikologi kognitif yang berarti prosedur mental yang berbentuk tatanan, tahapan yang memerlukan alokasi berupa upaya yang bersifat kognitif yang selalu dipengaruhi oleh pilihan kognitif / pilihan kebiasaan belajar siswa.2

b.      Menurut James. O. Whittaker, belajar dapat diddefinisikan sebagai “Proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.3
Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku yang disadari. Belajar merupakan proses yang aktif yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar anak.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat adanya interaksi yang dilakukannya, sehingga memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan dan sikap.
Menurut Nana Sudjana mengajar pada hakekatnya adalah usaha yang direncanakan melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan anak melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin”.4
Mengajar merupakan suatu perubahan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup berat. Dengan kata lain berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu strategi atau jalan untuk mencapai tujuan khusus.
Dengan demikian strategi belajar mengajar adalah suatu cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau murid dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap.
Dengan kata lain strategi belajar mengajar dapat juga diartikan sebagai pola umum perbuatan guru dan didalam kegiatan belajar mengajara. Pengertian strategi dalam hal ini menunjukkan kepada karakteristik abstraksi dari rentetan perbuatan guru dan murid dalam peristiwa belajar mengajar.


  1. Pengertian Matematika
Matematika selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembangn sangat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Dengan demikian, maka setiap upaya penyusunan kembali atau penyempurnaan kurikulum matematika di sekolah perlu pertimbangan perkembangan-perkembangan tersebut, baik perkembangan masa lalu atau perkembangan masa depan.
Matematika di sekolah diajarkan secara jenjang, hal ini disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa. Oleh karena itu dilakukan penyesuaian-penyesuaian, misalnya di Sekolah Dasar lebih diutamakan kepekaan terhadap bilangan-bilangan, di Sekolah Menengah Pertama sudah mulai mengembangkan bahasa matematika melalui lambang-lambang dan di Sekolah Menangah Atas ditekankan pada aspek nalar yang lebih tajam melalui pembuktian. Barulah di Perguruan Tinggi matematika diajarkan secara eduktif.
Oleh karena itu, untuk menguasainya bagi setiap orang setidaknya harus mengetahui apa maksud dari matematika itu sendiri.
Ada beberapa pengertian matematika yang dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut :
a.       Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia” : Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan.5
b.      Dalam kurikulum matematika, dijelaskan bahwa matematika di sekolah adalah sesuatu hal yang abstrak
1)      Memiliki objek yang abstrak
2)      Memiliki pola pikir yang deduktif dan konsisten
3)      Tidak dapat dipisahkan dari perkembangan IPTEK.6

c.       Menurut Agus Sujanto dalam bukunya “Psikologi Perkembangan” : Matematika berasal dari bahasa latin yaitu “Mathematica yang berarti ilmu pasti”.7
Dari beberapa pengertian matematik diatas penulis dapat mengambil kesimpulan matematika adalah ilmu pasti yang membarikan ilmu pengetahuan tentang bilangan-bilangan serta dapat menumbuhkan kemampuan-kemampuan dan membentuk kepribadian serta berpadu kepada perkembangan IPTEK.
  1. Pengertian IPA
IPA adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu ilmu pengeahuan yang mempelajari tentang keadaan alam yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan yang mencakup tiga cabang ilmu yakni ilmu fisika, biologi dan kimia.8

Adapun ilmu fisika  adalah ilmu pengetahuan alam yang mepelajari tentang segala yang tidak kelihatan (rahasia alam dan sebagainya).
Sedangkan ilmu biologi (hayat) adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup ( binatang dan tumbuh-tumbuhan).
Dan ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang unsur-unsur dan ciri-ciri zat, serta reaksi-reaksi yang menyebabkan timbulnya zat baru.
Dengan demikian, IPA adalah “cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah”.9
B.     Macam-Macam Strategi Belajar Mengajar Matematika dan IPA
Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan mental dalam diri siswa yang aktif. Dalam mengaktifkan kegiatan mental tersebut tentunya harus dipacu oleh kegiatan fisik, emosional dan sosial siswa. Disamping itu juga siswa harus cukup banyak pengalaman serta waktu untuk mengasimilasi dan mengakomodasinya.
Dalam pengajaran matematika dan IPA yang dianggap sulit dalam hal ini guru harus menciptakan suatu lingkungan yang menarik, sehingga matematika dan IPA disenangi oleh peserta didik (siswa), karena itu dibutuhkan jalan / strategi untuk mencapai tujuan khusus.
Strategi yang dimaksud antara lain :
1.      Perencanaan belajar mengajar
2.      Proses belajar mengajar
3.      Metode yang digunakan
4.      Media pengajaran
5.      Sumber belajar.

Adapun  maksud dari beberapa strategi diatas adalah :
1.      Perencanaan belajar mengajar
Keberhasilan suatu pelaksanaan pembelajaran sangat bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang ada. Tujuan pembelajaran yang direncanakan dengan matang dan terarah akan dapat memberikan pedoman bagi guru maupun siswa dalam menyelesaikan materi kegiatan pembelajaran. Rencana program pengajaran itu sendiri akan mudah disususn dan dilaksanakan apabila tujuan pembelajaran yang ditargetkan dirumuskan dengan jelas.
Mengingat perencanaan pembalajaran merupakan tahapan penting menuju terlaksananya pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran, maka perlu dipersiapkan secara cermat agar dapat dijdikan acuan pembelajaran.
Adapun rencana program pengajaran tersebut ada dua macam yaitu Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang dapat mengkondisikan terlaksananya Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan baik.
Oleh karena itu, sebelum guru melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu membuat Silabus dan RPP. Silabus merupakan penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kedalam meteri pokok / pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sementara itu, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.
Dalam Silabus dan RPP terdapat Standar Kompetensi (SK) yaitu sejumlah kompetensi minimal untuk setiap aspek / keterampilan yang wajib dimiliki siswa pada setiap akhir semester / kelas tertentu. Selain itu Silabus dan RPP juga memuat Kompetensi Dasar (KD) yaitu sejumlah kompetensi minimal yang dijabarkan dari standar kompeensi tertentu.
Dengan demikian, dengan adanya Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) akan memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Silabus dan RPP ini juga merupakan tahapan penting untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran.
2.   Proses belajar mengajar (Transfer pengetahuan)
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai diri siswa yang belajar dan guru yang mengajar.
Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks, maka sebelumnya harus dirancang segala sesuatunya.
Setelah guru membuat perencanaan program pengajaran yang berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), langkah selanjutnya adalah melaksanakan program kegiatan belajar mengajar. Langkah ini merupakan pedoman bagi guru tentang bagaimana ia harus mengajarkannya didalam kelas. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila terdapat perbedaan antara masukan (input) dengan keluaran (output). Perbedaan ini harus menunjukkan bahwa keluaran lebih besar daripada masukan, untuk itu guru harus mengetahui terlebih dahulu kemampuan input dan kemampuan output pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Pengukuran terhadap input (anak sebelum menerima pelajaran) disebut appersepsi / pretest, dan pengukuran terhadap output (anak setelah menerima pelajaran) disebut postest. Perbedaan posttest dan appersepsi / pretest inilah sebagai hasil dari proses. Bila postest lebih tinggi daripada appersepsi / pretest maka proses belajar mengajar dikatakan berhasil, dan jika sebaliknya maka proses belajar megajar berarti gagal.
Hal ini dapat diketahui apabila bahan yang diajukan pada appersepsi / pretest dan posttest sama atau identik, yakni bahan akan diajarkan pada waktu itu.
Dengan demikian, proses belajar mengajar dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu :
a.       Melaksanakan appersepsi / pretest yaitu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sebelum bahan itu diberikan / diajarkan.
b.      Melaksanakan pengajaran yaitu transfer pengetahuan kepada siswa (melaksanakan kegiatan belajar mengajar)
c.       Melaksanakan pretest yaitu megajukan pertanyaan yang sama dengan pretest pada saat siswa telah selesai menerima pelajaran.

Ini berarti bahwa setiap kali mengajar guru harus melaksanakan tiga tahapan diatas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berhasil dan tujuan akhir pembelajaran dapat tercapai.
3.  Metode yang digunakan
Dalam proses belajar mengajar faktor guru merupakan salah satu yang mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan yang disajikan. Oleh Karen itu, seorang guru dituntut kemampuannnya dalam menentukan suatu metode yang akan digunakan dalam penyajian bahan pelajaran kepada peserta didik.
Sebelum membicarakan tentang metode yang cocok dalam pengajaran matematika dan IPA terlebih dahulu dikemukakan tentang pengertian metode itu sendiri.
Menurut Djaka CS dalam bukunya : Rangkuman ilmu mendidik “Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai maksud tujuan yang telah ditentukan”.10
Metode adalah cara yang teratur dalam berfikir, baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan tersebut), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari beberapa pengertian metode diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah rencana menyeluruh penyajian materi secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan, mencakup tujuan, kriteria pemilihan dan pengorganisasian materi, bentuk kegiatan belajar mengajar, peran guru, peran siswa dan materi bahan ajar.
Sedangkan metode mengajar adalah “suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru, atau teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar baik secara individual maupun kelompok / klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa degan baik”.11

Adpun syarat-syarat metode yang baik, antara lain :

a.       Dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa
b.      Dapat menjamin perkembangan kegiatan
c.       Dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
d.      Dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).12

Dalam penggunaan metode pengajaran gurulah yang bertanggung jawab. Karena guru yang berhadapan langsung dengan siswa dan mengetahui situasi yang dihadapi. Kegagalan dalam penyajian bahan pelajaran kepada siswa merupakan tanggung jawab guru. Memang benar bahwa guru tidak dapat menjadikan siswa pandai, kalau siswa itu sendiri tidak mau berusaha belajar dengan tekun. Tetapi metode yang digunakan guru dalam pengajaran setidaknya sebagai salah satu strategi dalam proses belajar mengajar sehingga pelajaran menjadi menarik.
Setelah melihat dari GBPP dan kurikulum Madrasah Tsanawiyah khusunya dalam pembelajaran matematika dan IPA, maka metode yang cocok dalam pengajaran matematika dan IPA adalah :
a.       Metode ceramah
b.      Metode Tanya jawab
c.       Metode diskusi
d.      Metode pemberian tugas (Resitasi)
e.       Metode demonstrasi dan ekspremen
f.       Metode kerja kelompok.13

Untuk itu penulis akan menjelaskan masing-masing dari metode yang digunakan diatas sebagai berikut :
a.       Metode ceramah
Adalah suatu metode didalam pendidikan dan pengajaran dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru didalam kelas.
Keberhasilan metode ini tergantung kepada seseorang guru yang memiliki daya tarik dalam menyampaikan komunikasinya. Karena itu, beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam hubungannya dengan penggunaan metode ceramah yaitu tentang kesatuan bahan pelajaran apa yang akan disajikan kepada siswa, bagaimana cara mengajarnya dan alat-alat pengajaran apa yang dapat digunakan, metode ceramah ini dipergunakan :
1.      Bila akan menyampaikan sesuatu kepada orang banyak
2.      Bila guru seorang pembicara yang baik dan berwibawa hendaklah merangsang anak didik untuk melaksanakan suatu pekerjaan
3.      Bila tidak ada metode-metode lain yang mungkin dipergunakan, dan materi yang akan disampaikan cukup banyak
4.      Bila bahan yang akan disampaikan merupakan instruksi.

b.      Metode Tanya jawab
Adalah suatu metode didalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya sedangkan murid-murid menjawab tentang bahan materi yang ingin diperolehnya.
Metode Tanya jawab ini digunakan :
1.      Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan
2.      Sebagai selingan dalam pembicaraan
3.      Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang dibicarakan
4.      Untuk mengarahkan proses berfikir.14

c.       Metode diskusi
Adalah sutau kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan.


Metode diskusi ini dilakukan :
1.      Bila ada soal-soal sebaiknya pemecahannya diserahkan kepada murid-murid
2.      Untuk mencari keputusan suatu masalah
3.      Untuk menimbulkan kesanggupan pada anak didik dalam merumuskan pikirannya secara teratur sehingga dapat diterima orang lain
4.      Untuk membiasakan anak didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, membiasakan bersikap toleran.

d.      Metode pemberian tugas belajar (Resitasi)
Metode pemberian tugas (resitasi) sering disebut dengan metode pekerjaan rumah yaitu metode dimana murid diberi tugas diluar jam pelajaran.
Teknik pemberian tugas (resitasi) biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.
Metode resitasi ini dilakukan :
1.      Apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima anak didik mantap
2.      Untuk mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri

e.       Metode demonstrasi dan ekspremen
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta / seorang siswa sendiri memperhatikan kepada seluruh kelas suatu proses, seperti pembuatan kue.

Sedangkan metode eksprimen yaitu metode pengajaran dimana guru dan siswa bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui.
Metode demonstrasi dan eksprimen dilakukan :
1.      Apabila anak menunjukkan keterampilan tertentu
2.      Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas
3.      Untuk menghindari verbalitas
4.      Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab akan menarik.

f.       Metode kerja kelompok
Adalah kelompok dari kumpulan beberapa individu yang bersifat paedagogis yang didalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik antar individu serta sikap saling percaya.
Berhasil tidaknya kerja kelompok tergantung pada beberapa faktor yaitu guru, pemimpin kelompok, kemauan masing-masing anggota kelompok, hubungan sosial antara anggota kelompok dan tingkat kesukaran dalam tugas.
Dari sejumlah metode-metode yang penulis uraikan diatas maka sudah seharusnya metode-metode ini diterapkan pada berbagai situasi dan kondisi untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pengajaran matematika dan IPA.
Didalam pengajaran tidak ada suatu metode mengajar yang dianggap baik dan paling sempurna. Metode yang tepat adalah apabila berhasil meninjau dan mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Oleh karena itu, guru matematik dan IPA jangan hanya menggunakan satu metode dalam mengajar, tetapi hendaklah menggunakan metode yang bervariasi dari satu metode ke metode yang lain.
Pemilihan suatu metode belajar mengajar siswa harus berdasarkan kepada keadaan siswa yakni memperhatikan bahan yang disajikan, pribadi guru dan lingkungan belajar.
Dengan demikian, metode mana yang tepat yang digunakan guru matematika dan IPA, hal ini tergantung pada tujuan pembelajaran itu sendiri, dimana semua itu akan membentuk dan mempengaruhi suatu metode.
4.      Media pengajaran
Alat peraga pengajaran adalah alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.
Belajar yang efektif harus dimulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkrit dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Hal ini terbentuk jika ditunjang dengan alat peraga pengajaran.
William Burten memberikan petunjuk bahwa memilih alat peraga yang digunakan, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut yang dikutip oleh Drs. Moh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” :
a.    Alat-alat yang dipilh harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individu kelompok
b.    Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan
c.    Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu
d.   Penggunaan alat peraga disertai kelanjutan seperti dengan diskusi, analisa dan evaluasi
e.    Sesuai dengan batas kemampuan biaya.15

Dengan demikian, kelancaran dan efektivitas pembelajaran antara lain di dukung oleh kehadiran alat bantu/media pengajaranyang tersedia. Ketersediaan alat bantu atau media pengajaran memunginkan siswa dapat belajar lebih baik, lebih intensif dan lebih banyak potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu, alat bantu atau media pengajaran perlu dihadirkan dengan tepat.
5.      Sumber belajar.
Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu baik dibuat atau yang sudah memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar. Sumber belajar dimulai dari sebuah pesan, media yang akhirnya terjadilah sumber belajar. Dengan pesan dan media memungkinkan siswa berinteraksi disebut dengan sumber belajar.
Belajar matematika dan IPA dari sumber buku merupakan andalan dalam sistem pendidikan formal, kelebihan guru dari sumber belajar adalah bahwa guru dapat mengkondisikan semua sumber belajar laian sesuai dengan kemampuan dan kepentingan siswa.
Belajar matematika dan IPA dapat melalui berbagai sumber belajar, seperti pelajaran IPA tentang materi alam sekitar didalam materi tersebut juga dapat mempelajari matematika. Misalnya, ketika kita mengamati bentuk-bentuk ciptaan Tuhan seperti bentuk simetris pada candi, selain itu dalam IPA fisika dan kimia juga terdapat matematika yang mempelajari tentang bilangan-bilangan.
Selain itu, belajar matematika dan IPA juga dapat bersumber dari media cetak, media display, media video, ketika siswa diberi tugas membaca dan merangkum isi suatu bab dalam buku.
C.    Tujuan Pengajaran Matematika dan IPA
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan, tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Tanpa tujuan yang jelas maka segala usaha yang dilaksanakan tidak akan tearah sebagaimana mestinya.
Sehubungan dengan ini Dr. A. D. Marimba mengatakan bahwa : ”sesuatu usaha yang tidak mempunyai tujuan, tidaklah mempunyai arti apa-apa, oleh karena itu sukarlah kita mendapatkan contoh-contoh usaha yang tidak bertujuan. Dimana dapat dikatakan bahwa tidak ada usaha yang tidak bertujuan”.16
Didalam Al-Qur`an juga disebutkan bahwa diciptakan matahari dan bulan oleh Allah SWT supaya kita dapat menghitung bilangan tahun. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Yunus ayat 5 :

17
 
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dengan demikian, maka sudah barang tentu dalam suatu lembaga pendidikan dan pengajaran memiliki tujuan yang jelas. Karena tanpa adanya tujuan yang jelas, maka pendidikan dan pengajaran tidak akan berhasil dengan baik. Justru itu tujuan sangat penting sekali ditetapkan dengan jelas sebelum proses pelaksanaan pengajaran berjalan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka akan memudahkan bagi pendidik untuk menyusun rencana pengajaran dan metode yang akan digunakan dalam pendidikan.
“Menurut Sutari Imam Barnadib yang mengutip pendapat Prof, Dr, M. J. Langeveld bahwa tujuan umum pendidikan adalah tujuan yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidikan terhadap anak didiknya”.18
Berdasarkan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) kurikulum Madrasah Tsanawiyah, maka tujuan umum diberikannya matematika adalah sebagai berikut :
1.      Mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan didunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efesien.
2.      Mempersiapkan siswa agar dapat mempergunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.19

Dengan demikian, tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang menengah tersebut memberikan tekanan pada penataan nalar, dasar dan pembentukan sikap siswa serta dapat juga memberi tekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika.
Sedangkan tujuan khusus pembelajaran matematika adalah :
1.                Menumbuhkan kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika
2.                Memiliki pengetahuan matematika sebagi bekal untuk melanjutkan pendidikan menengah
3.                Memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan pengetahuan agar dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari
4.                Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika.20


Dan adapun tujuan diberikannya pengajaran IPA disekolah adalah sebagai berikut :
1.      Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep pengetahuan alam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
2.      Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap pengetahuan alam dan teknologi
3.      Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
4.      Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
5.      Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara pengetahuan alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat
6.      Mengahargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Allah SWT.21

Untuk melaksanakan tujuan-tujuan tersebut diatas maka harus disiapkan tenaga pengajar yang betul-betul memahami dan menguasai tentang matematika dan IPA tersebut. Sebab kalau tidak demikian, proses pendidikan dan pengajaran kurang berhasil sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu guru matematika dan IPA harus memperhatikan beberapa petunjuk dibawah ini, yaitu :
1.      Jangan memulai pelajaran jika kelas belum tenang seluruhnya
2.      Tegas dan berani serta tidak ragu
3.      Seluruh kelas harus dalam pandangan guru
4.      Bercakap dan bergerak dengan tenang
5.      Riang dan menarik
6.      Berbicara jangan terlalu keras
7.      Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak
8.      Menerangkan apa yang dirasa perlu
9.      Bijaksana dalam memperbaiki kesalahan anak
10.  Jangan lupa menggunakan alat peraga
11.  Tepat waktu,  tempat dan peraturannya
12.  Menjadi teladan dalam segala hal
13.  Memperhatikan kondisi anak. 22

Dengan memperhatikan berbagai macam petunjuk diatas, maka proses belajar mengajar matematika dan IPA kemungkinan besar akan berhasil dengan maksud sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui sampai dimana tujuan pengajaran bidang studi matematika dan IPA itu tercapai, hal ini baik ditujukan dari segi siswa maupun dari segi guru itu sendiri.
2.      Untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas serta efektivitas belajar siswa.
3.      Untuk memperbaiki, menyempurnakan serta mengembangkan program pengajaran yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
4.      Untk mengetahui hasil belajar siswa akhir satuan pelajaran disamping untuk menentukan ukuran tingkat siswa dalam kelas.
Maka dengan adanya evaluasi ini, guru dapat mengetahui sampai sejauh mana pengajaran matematika dan IPA tersebut sudah tercapai.
D.    Faktor-faktor Yang Mempengarhui Pengajaran Matematika dan IPA
Beberapa Faktor yang turut mempengaruhi pengajaran matematika dan IPA adalah sebagai berikut :
  1. Latar Belakang Pendidikan
Guru pada khususnya dan pendidikan pada umumnya merupakan faktor utama dalam pokok pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terlaksananya suatu pendidikan dan pengajaran itu tergantung pada gurunya.
Melihat besarnya peranan guru dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, maka seorang guru harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Menurut Drs. Moh. Uzer Usman dalam bukunya : “Menjadi Guru Profesional”, syarat-syarat yang harus ada bagi seorang pendidik atau guru adalah sebagai berikut :
a.       Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam
b.      Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya
c.       Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai
d.      Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya
e.       Memungkinkan perkembangan sejarah dengan dinamika kehidupan
f.       Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
g.      Memiliki obyek layanan (siswa)
h.      Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya. 23

Salah satu faktor guru adalah latar belakang pendidikan seorang guru dan guru lainnya berbeda dengan pengalaman pendidikan yang pernah dimasuki selama jangka waktu teretntu. Perbedaan latar belakang pendidikan ini dilatar belakangi oleh jenis dan jenjang pendidikan.
Dengan demikian, perbedaan latar belakang pendidikan akan mempengaruhi kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar. Bila profesi keguruan yang sesuai dengan disiplin ilmu ini digantikan dengan yang bukan ahlinya, maka akan merugikan kegiatan pengajaran karena mereka kurang mampu dalam melaksanakan proses belajara mengajar dengan baik dan juga akan mempengaruhi kepada pencapaian tujuan pengajaran.

  1. Pengalaman mengajar
Bagi seorang guru, pengalaman mengajar merupakan suatu kekuatan motivasi dalam berbagai kendala yang dihadapi dalam pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Karena dengan adanya berbagai pengalaman, akan dapat mengambil suatu tindakan bijaksana dalam berbagai alternatif pemecahan dan juga merupakan jalan menuju suatu tujuan dalam proses belajar mengajar terhadap target yang ditentukan.
Guru yang lama mengajar, berbeda dengan yang pemula. Karena semakin lama mengajar akan semakin bertambah banyak pengalaman yang ditemui dan diperolehnya dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sehingga mampu menjadikan profesinya sebagai suatu kebutuhan dengan yakin dan menjadikan jiwa keguruannya semakin lebih mantap dan ahli. Sedangkan bagi guru yang baru terjun ke dunia pendidikan, dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik akan menghadapi berbagai kendala yang sulit untuk dihadapi, sehingga ia belum siap menghadapi profesinya dan program pengajaran yang direncanakan tidak mencapai target yang ditentukan.
Dengan demikian, bahwa guru disamping profesinya dibidang pendidikan juga harus mempunyai pengalaman mengajar yang cukup berarti. Oleh karena itu, pengalaman guru tersebut sangat berpengaruh terhadap kegiatan pengajaran.


  1. Faktor sarana dan fasilitas
Faktor sarana dan fasilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam kelangsungan pendidikan terutama dalam pengajaran matematika dan IPA, proses belajar mengajar tidak akan berlangsung tanpa adanya sarana dan fasilitas. Semakin cukup dan terpenuhinya sarana semakin mantap pelajaran yang disajikan dan semakin tinggi minat siswa, selama fasilitas tersebut dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Adapun faktor sarana dan fasilitas yang dapat mempengaruhi pelajaran matematika dan IPA adalah :
a.       Alat peraga
Alat peraga digunakan untuk membantu proses pengajaran agar tujuan dapat tercapai, serta memperjelas ataupun memberikan gambaran yang konkrit tentang hal-hal yang diajarkan karena belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada siswa yang belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran, sebab alat peraga ini sangat penting untuk memudahkan anak didik untuk memahami tentang apa yang disampaikan.
Alat peraga dalam pengajaran memberikan faedah diantaranya:
1.      Menambah kegiatan belajar siswa
2.      Menghemat waktu belajar
3.      Memantapkan hasil belajar
4.      Membantu anak yang ketinggalan dalam belajar
5.      Membangkitkan minat perhatian dan aktivitas siswa.24



b.      Kelengkapan buku
Dalam mata pelajaran matematik dan IPA keadaan buku yang dimiliki siswa sangat menunjang. Dengan adanya buku pegangan yang dimiliki siswa akan menambah gairah dan memudahkan pemahaman terhadap bahan pelajaran yang akan disampaikan, sebab dalam buku pegangan telah tercantum bahan pelajaran yang sesuai dengan kurikulum sehingga dapat memudahkan pemahaman bagi siswa dan kemungkinan minat siswa akan bertambah.
Dengan demikian, keadaan buku yang dimiliki siswa dapat mempengaruhi minat siswa dalam belajar, dengan kata lain apabila siswa memiliki buku pegangan, maka minat belajarnya tinggi, dan sebaliknya apabila siswa tidak memiliki buku pegangan, maka minat belajar siswa rendah.
  1. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pengajaran matematika dan IPA, walaupun kita tidak mengingkari adanya faktor hereditas (sifat yang dibawa sejak lahir).
Adapun faktor lingkungan yang mempengaruhi pengajaran matematika dan IPA adalah :



a.       Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan persekutuan sosial yang terkecil dan didalamnya terdiri dari sejumlah keluarga dekat. Dalam keluarga, ayah dan ibu adalah orng yang memiliki peranan penting atas keluarganya.
Orang tua bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya baik dari segi material maupun non-material. Ayah dan ibu atau wali seorang anak bertanggung jawab atas pendidikannya, kesehaannya maupun kesejahteraannya selama anak itu belum mandiri. Dalam hal ini selama anak itu masih menuntut ilmu dibangku sekolah atau lembaga pendidikan.
Dengan demikian, orang tua berada pada urutan pertama dikenal anak. Orang tua diharapkan dapat memberikan dorongan terhadap kegiatan belajar anaknya. Dengan adanya perhatian orang tua akan membangkitkan semangat belajar dan sekaligus menunjang keberhasilan anaknya untuk menuju kearah kedewasaan.
b.      Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat besar pengaruhnya dalam proses pembentukan dan perkembangan kejiwaan anak. Disekolah terjadi proses interaksi antara anak didik dalam keseharian mereka.
Tanggung jawab sekolah sebgai lembaga pendidikan formal didasarkn atas tiga faktor, yaitu :
1.      Tanggung jawab formal
2.      Tanggung jawab keilmuan
3.      Tanggung jawab fungsional

Menurut Ahmad. D. Marimba bahwa “Sebagian besar pembentukan kecerdasan, sikap dan minat sebagai bagian dari pembentukan kepribadian, dilaksanakan oleh sekolah “.25
Dengan demikian, apabila semua warga sekolah senentiasa memberikan perhatian, bimbingan, pengertian dan motivasi kepada siswa dalam pengajaran matematika dan IPA, baik dengan cara memberikan nasehat ataupun dengan mengadakan kegiatan-kegiatan lainnya, akan berpengaruh terhdap minat siswa dan keberhasilan pengajaran matematika dan IPA disekolah tersebut.













SUMBER KUTIPAN BAB II

1Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), hlm 11

2Muhibbin Syah, M. Ed, Psikologi Belajar, cet II, (Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm 4

3Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), hlm 126

4Nana Sudjana, Pedoman Praktis Mengajar, (Bandung : 1984), hlm 21

5Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka, 1990), hlm 566

6Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah 1993 GBPP Matematika, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1984), hlm 3

7Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PN. Angkasa Baru, 1984), hlm 27

8Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. cit, hlm 324

9Departemen Agama RI, Kurikulum IPA Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm 205

10Djaka cs, Rangkuman Ilmu Mendidik, (Jakarta : Mutiara Baru, 1976), hlm 24

11Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op. cit, hlm 52

12Ibid, hlm 53

13Zuhairini, Abdul Ghapir, Slamet AS Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional, 1983), hlm 82

14Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, op, cit,  hlm 56

15Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, cet XIII, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm 32

16Drs. Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-ma`arif, 1981), hlm 45

17Departemen Agama, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Jakarta : Yayasan penyelenggara Penterjemah Al-Qur`an, PT. Bumi Restu, 1971), hlm 306

18Sutari Imam Bernadib, Pengantar Ilmu Sistematis, (Yogyakarta : Andi Offset), hlm 49

19Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah 1994, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Tingkat Dasar, GBPP Matematika, 1997 / 1998), hlm 1

20Ibid, hlm 2

21Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah, op. cit hlm 206

22Djaka cs, Rangkuman Ilmu Pendidikan, op. cit, hlm 120-122

23Ibid

24Prof. Dr. S. Nasution, MA, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Bandung : Jammars, 1982), hlm 8

25Drs. Ahmad D. Marimba, op. cit, hlm 79











BAB III
METODE PENELITIAN

  1. Subjek dan Objek
1.      Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran Matematika dan IPA yang berjumlah 4 (empat) orang.
2.      Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi belajar mengajar pelajaran Matematika dan IPA di MTs NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.
  1. Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1.      Data
Data yang digali dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data pokok dan data penunjang.
a.       Data pokok
Data ini meliputi :
1)      Data yang berkenaan dengan strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan, meliputi :
a)      Perencanaan program pengajaran
b)      Proses belajar mengajar
c)      Metode yang digunakan
d)    

41
 
Metode pengajaran
e)      Sumber belajar
2)      Data yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan, meliputi :
a)      Latar belakang pendidikan
b)      Pengalaman mengajar
c)      Sarana dan fasilitas
d)     Lingkungan
b.      Data penunjang, yakni berkenaan dengan gambaran umum atau latar belakang obyek penelitian yang meliputi :
1)      Sejarah singkat berdirinya Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan
2)      Keadaan kepala sekolah, dewan guru dan staf tata usaha Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan
3)      Keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.





2.      Sumber data
Untuk mendapatkan data-data diatas, penulis menggali melalui beberapa sumber, yaitu sebagai berikut :
a.       Responden yaitu guru mata pelajaran Matematika dan IPA.
b.      Informan yaitu kepala sekolah, dewan guru, staf tata usaha dan sebagian siswa di Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan.
3.      Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data-data diatas digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
a.       Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan beserta lokasi penelitian.
b.      Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dan IPA serta strategi yang digunakan dalam pembelajaran matematika dan IPA, juga untuk mengecek dan melengkapi data-data yang mungkin tidak diperoleh dari teknik-teknik lain.


c.       Dokumenter
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data penunjang yang berkenaan dengan sejarah singkat berdirnya Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan, keadaan kepala sekolah, dewan guru, tata usaha dan keadaaan siswa.
Untuk lebih jelasnya mengenai data, sumber data dan teknik pengumpulan data, maka dapat dilihat pada matrik berikut :
MATRIKS
DATA DAN SUMBER DATA PENELITIAN

NO
DATA
SUMBER DATA
TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA
1.


















2.



















3.



Strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA, pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan, meliputi :
a.       Perencanaan program pengajaran

b.      Proses belajar mengajar


c.       Metode yang digunakan


d.      Media pengajaran

e.       Sumber belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan, meliputi :
a.       Latar belakang pendidikan


b.      Pengalaman mengajar

c.       Sarana dan fasilitas



d.      Lingkungan


Latar belakang obyek :
a.       Sejarah singkat berdirinya Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan

b.      Keadaan kepala sekolah, dewan guru, staf tata usaha Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan

c.       Keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan






Guru


Guru


Guru


Guru

Guru









Guru


Guru

 Guru

Siswa

Guru
Siswa


Kepala sekolah




Kepala sekolah
Dewan guru dan Staf Tata Usaha

Kepala sekolah
Dewan guru dan Staf Tata Usaha






Wawancara berstruktur


Wawancara berstruktur dan observasi

Wawancara berstruktur dan observasi

Wawancara berstruktur

Wawancara berstruktur









Wawancara berstruktur dan documenter

Wawancara berstruktur

Wawancara berstruktur dan observasi
Wawancara biasa

Wawancara berstruktur
Wawancara biasa


Wawancara, observasi dan dokumenter




Wawancara dan dokumenter





Wawancara dan dokumenter

  1. Kerangka Dasar Penelitian
Dalam penelitian ini akan dicari data tentang strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah Kecamatan Sungai Tabukan yang merupakan variabel terikat (devendent variable) yang dilambangkan dengan simbol “Y”, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan variabel bebas (indevendent variable) yang dilambangkan dengan simbol “X”.
Untuk lebih jelasnya dapat dilambangkan pada skema berikut ini :
SKEMA











Devendent variable
(variabel terikat)
 


Indevendent variable
(variabel bebas)
 








Y
 









                                                  
Keterangan :
Y         : Strategi belajar mengajar mata pelajaran matematika dan IPA pada Madrasah Tsanawiyah NU Zadul Ma`ad Galagah
X1        : Latar belakang pendidikan
X2        : Pengalaman mengajar
X3        : Sarana dan fasilitas
X4        : Lingkungan




  1. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1.      Teknik pengolahan data
Dalam pengolahan data ada beberapa teknik yang digunakan, yaitu :
a.       Koding
Kegiatan mengklasifikasikan data dari hasil jawaban responden menurut macamnya dengan jalan memberi kode pada tiap-tiap data yang diperoleh.
b.      Editing
Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kembali, melihat atau memeriksa kelengkapan, kejelasan dan kesempurnaan data yang diperoleh.
c.       Tabulasi



P =                 X 100 %
 
Hal ini digunakan untuk memudahkan interpretasi data dan analis data yang diolah sedemikian rupa dalam bentuk tabel. Penulis juga memasukkan dan menyusun data dalam bentuk tabel, dengan menggunakan rumus :






Keterangan :
P          : Prosentasi
F          : Frekuensi responden yang memberikan jawaban atas alternatif
N         : Jumlah responden yang menjawab secara keseluruhan.
d.      Interpretasi data
Untuk menginterpretasi data, penulis mengkategorikan sebagai berikut :
01 %  -  20 %  = Rendah Sekali
21 %  -  40 % = Rendah
41 %  -  60 %  = Cukup
61 %  -  80 %  = Tinggi
80 %  -  100% = Tinggi Sekali
2.      Analisis data
Dalam analisis data ini, penulis akan menggunakan metode deskriftif (penggambaran). Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif atau analisis fokus.
  1. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini akan mengemukakan beberapa tahapan sebagai berikut :
1.      Tahap perencanaan
a.       Penjajakan ke lokasi penelitian dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru-guru dan siswa
b.      Setelah menemukan masalah, kemudian berkonsultasi dengan dosen pembimbing
c.       Membuat desain proposal skripsi
d.      Memohon persetujuan judul
2.      Tahap persiapan
a.       Seminar proposal skripsi
b.      Memohon surat riset kepada pihak yang berwenang
c.       Menyusun daftar pedoman wawancara
3.      Tahap pelaksanaan
a.       Menghubungkan responden dan informan dengan teknik yang sudah diterapkan
b.      Pengumpulan data, mengolah, menyusun dan menganalisis data-data yang telah terkumpul.
4.      Tahap penyusunan laporan
Pada tahap akhir ini, penyusunan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi dan selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing skripsi yang telah ditetapkan untuk dikoreksi, setelah laporan dianggap sempurna, diperbanyak sesuai dengan keperluan dan siap dibawa ke sidang Munaqasyah.









DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, Abu dan Tri Prasetya, Joko, Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung, 1997.

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2004.

CS, Djaka, Rangkuman Ilmu Mendidik,  Mutiara Baru, Jakarta, 1976.

Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur`an, PT. Bumi Restu, Jakarta, 1971.

----------, Undang-Undang dan Peraturaneraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Jakarta, 2006.

----------, Kurikulum IPA Madrasah Ibtidaiyah, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004.

----------, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah 1994, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Tingkat Dasar, GBPP Matematika, Jakarta, 1997/1998.

Marimba. D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma`arif, Bandung, 1981.

Nasution. S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jammars, Bandung, 1982.

Sutari. Imam Bernadib, Pengantar Ilmu Sistematis, Andi Offset, Yogyakarta.

Syah, Muhibbin, M.Ed, Psikologi Belajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, cet II, Bandung, 2001.

Sudjana, Nana, Pedoman Praktis Mengajar, Bandung, 1984.

Sujanto, Agus, Psikologi Perkembangan, PN. Angkasa Baru, Jakarta, 1984.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta, 1971.

----------, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta, 1990.

Tim Penyusun Kurikulum, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah GBPP Matematika, Depag RI, 1993.

User Usman, Moh, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Cet XIII, Bnadung, 2001.

Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surabaya, 1983.